Penulis termuda asal Selandia Baru, Eleanor Catton meraih penghargaan bergengsi dalam bidang literatur yaitu ‘The Man Booker Prize’ atas novelnya ‘The Luminaries’ untuk kategori fiksi di London, Inggris pada Selasa (15/10).
Catton yang berusia 28 tahun adalah penulis termuda kedua asal Selandia Baru yang memenangkan penghargaan ini setelah Keri Hulme lewat bukunya ‘The Bone People’ pada tahun 1985. Novel setebal 848 halaman tersebut merupakan novel terpanjang pertama dalam sejarah ajang The Man Booker Prize.
“Saya harus membeli tas baru karena buku saya tidak muat di tas lama,” seloroh Catton, seperti dilansir VOA News, Rabu (16/10).
Adapun penulisannya dimulai sejak berusia 25 tahun dan selesai dua tahun berikutnya. Ketua dewan juri, Robert Macfarlane yang menggambarkan novel kedua Catton menilainya sebagai novel yang memesona dan cerdas.
“‘The Luminaries’ adalah novel yang sangat hebat, memiliki kompleksitas struktural yang mengagumkan, penuturan yang membuat ketagihan dan magis dalam mewujudkan dunia yang dipenuhi keserakahan dan emas,” ujarnya.
Untuk diketahui, ‘The Luminaries’ adalah novel yang berkisah tentang cerita pembunuhan misterius dengan latar belakang pemburuan emas di Selandia Baru pada abad ke-19. Kemenangan ini tentunya akan mengangkat nama Catton ke dalam deretan nama-nama penulis ternama lainnya seperti V.S. Naipaul, Margaret Atwood, Julian Barnes dan Hilary Mantel.
Berprestasi di usia muda adalah dambaan setiap orang, namun untuk memperolehnya dibutuhkan proses, kerja keras dan ketekunan seperti yang dilakukan oleh Aleanor Catton dengan menghabiskan waktu selama tiga tahun penulisan bukunya.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Hewan Kurban Dijadikan Penarik Simpati Rakyat
Beternak Kambing Berpotensi Besar, Kenapa Tidak?
Dituding Hidup Mewah, Uskup Jerman Didesak Mundur
180 Fest, Bangkitkan Kreatifitas Anak Muda Lewat Musik dan Seni
Meski Dilarang, Gereja-gereja di Borneo Tetap Pakai Kata 'Allah'
Sudahkah Anda Memiliki Gambar Diri Yang Benar?
Sumber : VOA | Reuters | Jawaban.com | Lori