Malala Yousafzai: Benazir Bhutto adalah Pahlawanku

Nasional / 13 October 2013

Kalangan Sendiri

Malala Yousafzai: Benazir Bhutto adalah Pahlawanku

Yenny Kartika Official Writer
11109

Di usianya yang masih 16 tahun, Malala Yousafzai memiliki cita-cita tinggi supaya bisa melayani bangsanya, yakni dengan cara menjadi Perdana Menteri Pakistan. Malala ingin meniru jejak mantan PM Benazir Bhutto.

“Aku ingin menjadi perdana menteri Pakistan,” kata Malala di sela-sela wawancara eksklusifnya dengan CNN.

Malala, yang bertahan hidup setelah menerima upaya pembunuhan dari Taliban tahun lalu, mendapatkan Nobel Perdamaian 2013. Ia datang ke acara penganugerahan hadiah dengan ditemani oleh ayahnya. Pada kesempatan itu, Malala menceritakan peristiwa tragis di masa lalu, ketika pasukan Taliban mengarahkan senjata di kepalanya saat dia sedang di dalam bus sekolah.

Malala juga menyampaikan impiannya untuk bekerja dalam bidang pendidikan anak, pemikirannya bahwa ia menjadi calon kuat penerima hadiah Nobel yang didambakan banyak orang, dan kesukaannya terhadap lagu-lagu dari bintang pop Justin Bieber dan Selena Gomez.

Malala menyebut-nyebut Bhutto, PM Pakistan wanita pertama, sebagai salah satu ‘pahlawan’ dalam hidupnya. Malala menyatakan rindu untuk memimpin negaranya di masa depan, dan menurutnya dunia politik akan menyediakan wadah baginya untuk melayani Pakistan.

“Menurut saya, ini sangat baik, karena melalui politik saya bisa melayani seluruh bangsaku, menjadi seorang dokter bagi bangsaku, membantu anak-anak untuk mendapatkan pendidikan, membantu mereka bersekolah, dan meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya di hadapan lebih dari 200 orang hadirin, termasuk anak-anak muda.

Malala mengatakan, sebagai perdana menteri dia akan dapat memakai dana anggaran sebanyak yang ia inginkan, untuk kepentingan pendidikan dan masalah luar negeri.

Gadis yang sederhana namun inspiratif ini juga menyatakan tidak akan berhenti bermimpi dan menggapai cita-citanya dalam bidang pendidikan, meskipun Taliban pernah mencoba membunuh dia.

“Taliban dapat membunuh tubuhku, namun mereka tak bisa membunuh mimpi-mimpiku,” katanya, sambil menambahkan bahwa Taliban telah membuat ‘kesalahan terbesar’ saat mencoba membunuh dia dan membungkamnya.

“Gerakan ini tidak akan pernah mati. Akan tiba harinya dimana setiap anak—perempuan atau laki-laki, hitam atau putih, Kristen atau Muslim—akan bersekolah,” pungkas Malala.

 

BACA JUGA:

Malala Yousafzai Kumpulkan Dana untuk Anak Pengungsi Suriah

Malala Yousafzai Tulis Buku Riwayat Hidup

Kisah Penembakan Malala Yousafzai Akan Difilmkan

Evan Dimas: Semua Bisa Dikalahkan Kecuali Tuhan

Dua Wanita, Satu Mujizat

Sumber : The Times of India | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami