10 Cara Ajar Anak Membangun Hubungan Sehat. (Sesi 1)

Parenting / 6 January 2013

Kalangan Sendiri

10 Cara Ajar Anak Membangun Hubungan Sehat. (Sesi 1)

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
4783

Setiap orang tua tentu berharap anaknya bisa memiliki hubungan yang sehat dan bahagia dengan pasangannya kelak.

Entah hubungan Anda dengan pasangan berjalan baik atau tidak, ada beberapa poin cara mengajarkan anak supaya bisa menjalin hubungan yang baik dan sehat dengan orang lain. Karena pada dasarnya, cara terbaik untuk menjamin hubungan si anak dengan orang lain berjalan baik, memberi contoh adalah jalan terbaik.

Berikut ini 10 hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak belajar menjalin hubungan yang sehat dan bahagia menurut Julie Orlov, psikoterapis dan pengarang buku The Pathway to Love: Create Intimacy and Transform Your Relationships through Self-Discovery:

1. Dengarkan mereka

Ajar mereka cara mendengarkan orang lain, yaitu secara aktif mendengarkan mereka saat bicara. Berkomitmenlah untuk mengerti apa yang diinginkan si anak untuk Anda mengerti dan tes apakah pemahaman Anda sudah benar.

Secara aktif mendengarkan orang lain adalah salah satu cara untuk menghormati niat si pembicara, bukan Anda.

2. Bantu mereka paham, tak ada manusia yang sempurna

Ingat-ingat ekspektasi Anda dan bagaimana Anda bereaksi terhadap sikap mereka yang "tak selalu sempurna". Utamakan fokus terhadap hal-hal baik dan benar yang dilakukan si anak dan respon terhadap hal tersebut ketimbang mempermasalahkan hal-hal salah yang ia lakukan.

3. Praktikkan kejujuran

Selalu berlaku jujur pada si anak. Ajar mereka kekuatan dari kejujuran dan integritas. Anak-anak bisa merasa ketika orangtuanya berbohong. Gunakan bahasa yang benar dan sesuai umurnya, tetapi pastikan kalimat tersebut jujur dan tidak dibuat-buat.

4. Meminta Maaf

Ketika Anda berbuat salah, dewasalah dan minta maaf. Pastikan mereka tahu Anda akan mencoba berlaku lebih baik di lain waktu.

Hal ini adalah contoh yang kuat untuk mengajarkan anak tentang bertanggung jawab terhadap perasaan dan tindakan. Ketika Anda merespon dalam sikap non defensif, hal itu akan menciptakan koneksi, hormat, percaya, dan upaya pemecahan masalah yang efektif.

5. Maafkan/Mengampuni

Ketika si anak melakukan kesalahan, ingatkan diri Anda, tak ada yang sempurna, dan cobalah untuk memberi maaf.

Gunakan kesalahan mereka sebagai kesempatan bagi mereka belajar sesuatu yang baru. Ajar kepada mereka, memaafkan orang lain adalah sebuah bentuk dari mencintai diri sendiri.

Memaafkan orang lain memberi Anda kesempatan untuk tidak mendendam dan melepaskan energi supaya lebih konstruktif dan memperkuat interaksi.

 Memaafkan adalah salah satu bagian dari jalinan hubungan. Meski harus juga dilakukan dengan bijaksana. Karena anak perlu tahu bahwa mengambil keputusan untuk memaafkan atau mengampuni tidak harus berteman dengan orang tersebut, atau kembali berteman seperti sebelumnya.

 

Baca Juga:

Tuhan Yang Lembut dan Rendah Hati

Makanan Penambah Umur Panjang (Part 1)

Rahasia Kemenangan Yesus

Jangan Anti Seks, Seks Itu Berkat TUHAN

Mencapai 2 Juta Penonton, '5CM' Siap Go International

Kontroversi Perlu Tidaknya Rematch 5: Marquez vs Pacman

Sumber : berbagai sumber / jp.mamora
Halaman :
1

Ikuti Kami