Sarkasme Bisa Hancurkan Pernikahan Anda

Marriage / 5 January 2013

Kalangan Sendiri

Sarkasme Bisa Hancurkan Pernikahan Anda

Budhi Marpaung Official Writer
11816

Sadar atau tidak, kuat tidaknya sebuah pernikahan sebenarnya ada di ujung lidah suami dan istri. Kata-kata seringkali menjadi pemicu pertengkaran, tetapi sebaliknya bisa menjadi alat perdamaian/pembawa kesejukan.

Terkait dengan hal ini, ada satu persoalan yang mungkin sebenarnya banyak suami maupun istri yang tidak menyadari bahwa apa yang mereka ucapkan sangat tidak patut untuk diucapkan yakni ucapan yang mengandung bahasa sarkasme.

Apa itu sarkasme ? Dari definisi sederhana kata itu, sarkasme merupakan suatu gaya bahasa yang dimaksudkan untuk menyindir, atau menyinggung seseorang atau sesuatu. Sarkasme biasanya keluar ketika seseorang merasa kecewa atau sedih yang sangat.

Bagi sejumlah orang, kata-kata sarkas merupakan senjata penyerang mereka kepada orang lain dalam konteks ini adalah pasangan mereka sendiri.

Dari pengalaman yang saya alami, orang yang diserang dengan kata-kata sarkas bukan menjadi sadar, tetapi mereka justru terluka. Jadi, sebenarnya harapan orang yang berkata dengan sarkas tidak tercapai, justru sebaliknya ini akan menyerang mereka kembali.

Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bahasa sarkas harus dikeluarkan dari mulut setiap suami atau istri. Lalu bagaimana cara menghilangkan apabila kita sudah terlanjur sering memakai kata-kata seperti ini di dalam pernikahan kita? Berikut adalah caranya:

1. Jujurlah dengan diri Anda sendiri tentang kanker sarkasme dalam hubungan Anda.

Sarkasme tidak lucu. Hal ini sangat merusak. Tidak ada yang sehat atau membantu yang berasal dari sarkasme. Kita mungkin percaya kata-kata kita adalah "satu-satunya kebenaran," tapi itu tidak akurat. Sarkasme menyakitkan. Ini tidak pernah menyebabkan rekonsiliasi atau perubahan jujur.

Salomo mengatakan tentang lidah ini: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya" (Amsal 18:21). Ayat ini jelas mengatakan bahwa jika kita menanam biji positif dengan sehat, pembicaraan penuh kasih, kita akan menuai buahnya. Jika kita menanam gulma/ucapan yang menyakitkan, kita akan menuai buah itu.

2. Bertanggung jawab atas bahasa yang Anda ucapkan.

Anda tidak akan pernah mengubah bahasa Anda sampai Anda menyadari akibat dari apa yang Anda ucapkan itu. Oleh sebab itu, selepas ini lihatlah langsung ke mata pasangan Anda. Lihatlah luka yang Anda tinggalkan di hatinya karena apa yang keluar dari mulut Anda itu. Lihatlah semua kesedihan yang ia alami karena perkataan Anda. Karenanya, saat ini mulailah untuk berubah !

3. Buatlah perjanjian dengan pasangan Anda untuk mengubah bahasa Anda.

Ganti langsung penghinaan sarkastis dengan ucapan yang jelas, hormat, dan langsung kepada pesan sebenarnya yang ingin Anda sampaikan kepada dia. Bersikap tegas, tenang, ringkas, dan memakai bahasa mendamaikan akan mengarahkan Anda ke koneksi yang sehat. Mintalah apa yang Anda inginkan dan butuhkan dengan cara yang penuh hormat.

4. Bertahanlah dalam keputusan perubahan yang telah Anda ambil.

Mengubah pola lama tidak pernah mudah. Anda mungkin akan terkejut betapa kuatnya pola perilaku lama Anda dan bagaimana sulitnya untuk mengubahnya. Namun, jika Anda dengan cepat dan jujur ​​menghadapi setiap persoalan yang Anda, perubahan akan terjadi.

Emosi mudah menular. Dengan demikian, jika Anda mengubah, sangat mungkin bahwa pasangan Anda akan berubah juga. Jika Anda meminta maaf untuk sikap sarkastik Anda, kata-kata yang menyerang, ada kemungkinan bahwa pasangan Anda akan mulai berubah juga. Percayalah ini : bahasa cinta akan mendorong keluarnya bahasa cinta yang lainnya.

Baca juga : 

Kisah Nyata Anak Tertolak yang Menemukan Kasih Tuhan

Happy Bday ke-9 Jawaban.Com 

Langit dan Bumi Baru (Part 2)

Sudah Disediakan Allah

3 Aktivitas Jitu Atasi Kelelahan

Sumber : cbn.com / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami