Anda Bisa Memilih Bagaimana Harus Berpikir (1)

Kata Alkitab / 31 January 2013

Kalangan Sendiri

Anda Bisa Memilih Bagaimana Harus Berpikir (1)

Lois Official Writer
11071

Sangat penting kita untuk belajar berpikir dengan benar. Jika saudara tidak tahu cara berpikir dengan benar, maka saudara akan sama seperti seseorang yang punya jutaan dolar di bank namun saudara tidak pernah memakainya.

Di dalam Roma 12:2, Tuhan punya rencana yang luar biasa dalam hidup kita. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Bisa saya katakan seperti ini, Tuhan punya rencana yang hebat bagi saudara. Tapi kalau saudara tidak pernah berpikir sebagaimana Tuhan berpikir, maka Anda tidak akan pernah mengalami rencana yang hebat yang Tuhan miliki bagi saudara.”

Orang Israel adalah sekelompok orang yang daripadanya kita dapat banyak pelajaran yang baik. Mereka terikat di Mesir. Tuhan memanggil mereka keluar dan memasuki Tanah Perjanjian. Di dalam perjalanan mereka harus melewati tempat yang namanya padang gurun.

Mesir merupakan simbol dari kehidupan kita saat kita belum mengenal Juru Selamat. Tanah Perjanjian mewakili seseorang yang hidup dan mendapatkan semua janji-janji Tuhan. Padang gurun merupakan gambaran perjalanan hidup kita. Bangsa Israel diberitahu oleh Musa, sebagaimana firman yang datang dari Tuhan. “Mengapakah engkau berkeliling di padang gurun selama 40 tahun lamanya, untuk menyelesaikan perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu 11 hari?” tanya Musa kepada bangsa Israel. Saya pikir itu luar biasa.

Betapa cepatnya pertumbuhan yang bisa kita dapatkan, kalau kita melakukannya tepat seperti yang Tuhan katakan. Tapi kita punya pikiran kita sendiri, jadi kita berkelana sana-sini, mencoba melakukan sesuatu dengan caranya kita, dan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tujuan padahal harusnya hanya beberapa hari.

Salah satu cara untuk mempersingkat perjalanan kita, yaitu mendengarkan seseorang yang sudah menyelesaikan perjalanan tersebut. Saya sudah melakukan banyak kesalahan yang tidak perlu saudara lakukan. Kadangkala kita berhenti di tempat dimana seharusnya kita lanjut dalam perjalanan. Ulangan 1:6 “Tuhan, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian : Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini.”

Pernahkah Anda merasa bahwa Anda terus berputar dalam masalah yang sama padahal saudara sudah merasa siap untuk melanjutkan perjalanan? Saya ambil sebuah contoh. Suami saya suka semua jenis olahraga, saya sama sekali tidak. Jika Dave, suami saya, pergi ke luar rumah untuk bermain olahraga, saya akan tinggal di rumah. Sementara suami saya bersenang-senang, saya akan mengasihani diri saya. Saya lakukan itu selama bertahun-tahun. Akhirnya, saya berada di gunung ini terlalu lama. Karena saya marah-marah, tidak mengubahkan Dave tapi malah membuat saya sendiri sengsara.

Saya memutuskan untuk melintasi gunung ini. Saudara tahu, sekarang suami saya masih suka berolahraga. Tapi bedanya, saya tidak lagi marah-marah. Saya menikmati waktu yang saya punya dan biarkan Tuhan bekerja dalam hidup saya.

Bangsa Israel berada di padang gurun selama 40 tahun karena mereka belum berpikir dengan benar. Yang salah adalah pikiran mereka sendiri. Yang bisa menentukan bagaimana kita bisa bahagia atau susah adalah cara berpikir kita. Berapa banyak dari kita yang punya masalah? Saudara putuskan sendiri apakah ingin berpikir susah ataupun senang dalam mengatasi masalah saudara, saudara sendiri yang putuskan.

Tapi ada orang yang berkata, “Saya kan tidak bisa menentukan apa yang berada di dalam pikiran saya?” Sebenarnya Anda bisa. Iblis suka menipu kita dan memasukkan pikiran-pikiran yang salah dalam pikiran kita, tapi kita bisa memutuskan untuk tidak memikirkannya.

Setelah dilecehkan, saya berpikir saya bukanlah wanita yang baik. Saya pikir saya adalah wanita yang tak pantas untuk lelaki manapun. Selama saya berpikir seperti itu, saya tidak akan pernah memiliki kehidupan yang baik. Meskipun saya tahu bahwa Yesus mati buat saya dan saya sudah dipersatukan di dalam Dia, dan saya percaya pada-Nya, saya masih belum tahu bagaimana bisa berpikir dengan benar. Jadi saya masih ada di padang gurun berkelana. Memang saya sudah tidak hidup lagi di Mesir karena saya sudah selamat, tapi berminggu-minggu tentang janji Tuhan di Tanah Perjanjian, tapi sepertinya saya tidak pernah sampai di sana. Saya terus berkelana di gurun yang sama.

Kemudian saya berpikir bahwa selama ini saya salah, saya tidak pernah berpikir sebagaimana Tuhan kehendaki saya berpikir. Saya sebelumnya tidak tahu bahwa saya bisa mengendalikan pikiran saya. Saya mulai belajar dan memilih apa yang harus saya pikirkan.

Jadi, kita bisa belajar untuk memilih pikiran seperti apa yang masuk ke dalam otak kita. Kita bisa terus berpikir tentang hal-hal negatif dan hal-hal itulah yang akan terus menghantui kita, atau kita dapat berpikir hal-hal positif dan menjadi terang bagi orang lain. Semua pilihan tergantung pada kita dan bagaimana kita memandang dunia dan Tuhan.

Sumber : jawaban.com by lois horiyanti
Halaman :
1

Ikuti Kami