Maraknya eksploitasi seksual anak berkedok pariwisata di beberapa negara Pasifik, mendorong Australia melakukan langkah pencegahan dini terhadap kasus seksualitas yang baru-baru ini terjadi.
ECPAT, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pengawasan penegakan hak asasi anak di Selandia Baru mulai mewaspadai tindakan pariwisata seks di negara tersebut. Peningkatan industri pariwisata dinilai sebagai pemicu peningkatan eksploitasi seks.
“Di negara manapun, tidak hanya di Pasifik, jika ada pariwisata biasanya ada hubungannya juga dengan seks. Berhubung pariwisata di sini sedang gencar-gencarnya, maka menjadi hal yang tepat untuk mulai melihat masalah ini,” ungkap Alan Bell, Direktur Nasional dari ECPAT, seperti dilansir Radioaustralia.net.au, Rabu (25/9).
Alan menyampaikan bahwa upaya pencegahan lebih baik daripada harus berurusan dengan persoalan yang akan terjadi. Dengan itu, organisasi yang dipimpinnya pun segera mengawasi anak muda lewat kebebasan penggunaan teknologi dan internet dewasa ini. Ia menilai bahwa kecanggihan teknologi yang tanpa batas menimbulkan kendornya pengawasan orang tua terhadap anak.
Selain ini, ECPAT juga akan mengajukan penetapan peraturan pariwisata bagi perusahaan penyedia jasa wisata, dengan memberikan tanggung jawab yang sama di bidang pariwisata untuk mencegah anak-anak sebagai objek seks.
Beberapa waktu ini, pengawasan terhadap ekploitasi seksual pada anak tampak sangat gencar diperjuangkan. Sejumlah negara turut mendukung hal ini lantaran maraknya kasus yang terjadi dan merugikan masa depan anak.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Berbagai Kritikan Pedas Tentang Mobil Murah
Pasukan Al-Shabab Ancam Ulangi Serangan di Kenya
Superbook Ada Agar Anak Indonesia Miliki Karakter Mulia
Ini Kata Ruhut Mengapa Dia Layak Jabat Ketua Komisi III
7 Mobil Tabrakan di Garut, 16 Luka dan 1 Tewas
Jadi Berkat Lewat Hobi Jalan Kaki
Sumber : Radiouastralia.net.au | Jawaban.com | Lori