Meskipun insiden penyerangan dan penyanderaan warga sipil di mal Westage, Nairobi dinyatakan telah berakhir, namun pasukan teroris Al-Shabab tetap mengancam serangan ulang bila pasukan Kenya masih belum ditarik mundur dari Somalia.
“Ini hanyalah contoh atas apa yang akan kami lakukan. Kami akan membuat kalian menderita, seperti derita kami di Somalia Selatan. Kami memperingatkan pemerintah Kenya dan siapapun yang mendukungnya,” kata juru bicara Al-Shabab, Ali Mohamud Rage dalam sebuah rekaman audio yang telah dirilis, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (25/9).
Menurut berita, sekitar 4000 pasukan pertahanan Kenya telah dikirim dua tahun lalu untuk bergabung dalam barisan Uni Afrika di Somalia Selatan. Pasukan ini dikirimkan guna mendukung pasukan pemerintahan melakukan penyerangan terhadap basis-basis Al-Shabab yang berjuang untuk menciptakan negara islam di Somalia.
Dalam pidato Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, insiden berdarah yang bergulir sejak Sabtu (21/9) hingga Selasa (24/9) kemarin telah berakhir. Pasukan keamanan berhasil menembak mati 5 pelaku dan 11 tersangka telah ditahan.
Atas insiden ini, sekitar 62 warga sipil dan 6 tentara tewas. Selain itu, diidentifikasi sekitar 200 orang mengalami luka-luka. Pemerintah Kenya sendiri akan menentukan hari berkabung nasional selama tiga hari sejak hari ini.
Gejolak perang yang terus bergulir di Timur Tengah dirasakan sangat mencekam dan mengganggu kenyamanan warga sipil. Sehingga negara-negara di dunia menilai hal tersebut sebagai perang yang mengerikan. Sejumlah negara pun turut menunjukkan simpati terhadap Kenya.
Baca Juga Artikel Lainnya:
7 Mobil Tabrakan di Garut, 16 Luka dan 1 Tewas
Kecelakaan Maut Senayan, 2 Tewas, 5 Terluka
Berbagai Kritikan Pedas Tentang Mobil Murah
Ruhut Hari ini Tak Jadi Dilantik Sebagai Ketua Komisi III
Aktivis Lingkungan Hidup Indonesia Raih Diana Award 2013
Jadi Berkat Lewat Hobi Jalan Kaki
Sumber : BBC | Kompas | Jawaban.com | Lori