Bagi kebudayaan barat, ucapan “Tuhan memberkatimu!” sangat sering diucapkan, tetapi bukan sebagai cara mencurahkan berkat secara sungguh-sungguh, melainkan sekedar frasa yang dilontarkan saat seseorang bersin. Seruan “Tuhan memberkatimu!” mulai mengarah kepada kebiasaan sosial, bahkan kebiasaan yang dangkal dan tak berarti.
Dalam gereja, kata-kata berkat senantiasa didengungkan saat akhir kebaktian. Sayangnya, penerimaan berkat dianggap sebagai tanda bahwa ibadah akan segera usai. Begitu jemaat mengucapkan kata “amin”, tidak banyak yang meresapi maknanya. Padahal berkat adalah rencana Tuhan untuk manusia.
Di Alkitab kita melihat bahwa memberkati satu sama lain adalah hal yang penting. Mereka mengucapkan berkat atas rumah, anak-anak, tanah, pekerjaan, perjalanan, dan sebagainya. Tiada satu haripun terlewat tanpa berkat.
Namun, seiring dengan pertumbuhan kekristenan di Israel, praktik berkat alkitabiah dalam kehidupan sehari-hari mulai ditinggalkan. Era Yunani-Romawi pada dasarnya tidak menganut tradisi untuk memberkati, melainkan hanya memilih ucapan syukur dari para imam mezbah dan pemimpin bangsa. Generasi demi generasi tidak memikirkan pentingnya berkat.
Melalui buku The Book of Blessings, John D. Garr mengajak kita untuk kembali kepada Alkitab supaya memahami dan mendapatkan keuntungan dari berkat ilahi. Buku ini berisi penjelasan historis tentang berkat, sejumlah berkat untuk kejadian-kejadian tertentu, termasuk memberkati teman dan keluarga. Buku ini secara utuh menjadikan Alkitab sebagai sumber referensi, ditambah dengan dengan penjelasan tradisi Ibrani tentang berkat-berkat perjanjian.
Judul Buku: The Book of Blessings
Penulis: John D. Garr, PhD, ThD
Penerjemah: Paula Allo
Penyunting: Hilda Daniel
Penerbit: Immanuel Publishing House
Tebal Halaman: xix + 155 halaman
Tahun Terbit: cetakan 1, tahun 2012
ISBN: 978-602-8537-51-3
Dapatkan The Book of Blessings di sini.