Kekuatan Tsunami Digital

Latest News and Events / 2 August 2013

Kalangan Sendiri

Kekuatan Tsunami Digital

Lusiana Official Writer
5265

Jika kita mau memperhatikan perilaku anak-anak tumbuh di era 2000an hingga sekarang, ada sebuah perbedaan yang cukup besar. Ada sebuah jarak besar bagaimana anak-anak di generasi sekarang lebih identik dengan sebutan “generasi digital”. Anak usia lima tahun lebih mahir menggunakan gadget daripada orang tua atau om dan tante mereka sendiri yang lahir jauh sebelum era internet dimulai.

Data menunjukkan bahwa 60% lalu lintas Internet di Indo­nesia dilakukan melalui HP dan tahun 2010, Indonesia menjadi salah satu pasar HP terbesar di dunia dengan jumlah penjualan HP mencapai 35 juta buah. Tsunami media dan teknologi sedang menciptakan generasi yang sangat berbeda dengan generasi kita, dalam waktu yang sangat cepat.

Jadilah Orang Tua Bijak

Sebenarnya sebagai orang dewasa, kita kurang memahami dampak teknologi dan dunia digital. Survei membuktikan 90% anak-anak ibukota Jakarta, mengakses pornografi melalui gadgets yang dibelikan orang tuanya. Anda harus tahu bahwa tulang punggung dunia digital adalah jaringan internet/world wide web, kemudian media TV yang disiarkan lewat udara (terrestrial) maupun dari cable, satellite, dan recorded media seperti film dan program TV, ditambah piranti keras smartphone, ipad, ipod, ber­bagai PC dan alat komputer.

Mungkin Anda kemudian bertanya ‘Apa alasan untuk kita khawatir?’. Data selanjutnya mungkin akan membuka mata kita lebih lebar. Orang tua rata-rata mengajak anaknya berbicara hanya selama 15-20 menit per hari, sementara melalui dunia media dan dunia digital ada ribuan pikiran, pandangan, dan pendapat yang menyerbu hidup dan pikiran mereka sejak membuka mata pagi hari sampai tidur malam. Menurut hasil riset ‘Barna’ yang dilakukan di seluruh dunia, sesesorang dibentuk matang sebelum umur 13 tahun, dan sesudahnya akan melalui masa pemahatan atau "refining", hingga awal umur 20-an.

Muridkan Generasi, Sekarang!

Mengertikah kita bahwa saat ini kita harus bersaing dengan banyak sekali pengaruh teknologi untuk mendapat perhatian anak-anak? Kita harus berusaha

untuk membuat mereka tertarik kebenaran Alkitab jauh lebih keras daripada orang tua kita dulu. Satu-satunya solusi terhadap tan­tangan ini, hanya satu kata: pemuridan. Lahir baru tidak akan cukup. Pengajaran tentang  mengasihi Tuhan tidak akan cukup. Pergi ke gereja dan sekolah minggu tidak akan cukup.

Gereja yang menyadari tugas mereka untuk memuridkan generasi digital ini akan mulai bertindak untuk mengubah banyak hal. Bukan hanya sekolah minggu dan bahan sekolah minggu, tetapi mereka akan memperlengkapi orang tua dari anak-anak tersebut hingga mereka mengerti tanggung jawab sebagai orang tua. Gereja akan mulai membuat dirinya menjadi gereja antar generasi. Gereja harus menjadi inspirator bagi anak-anak dan orang tua untuk hidup dengan radikal menghadapi zaman yang penuh tantangan ini.


 

 

 

 

 

Sumber: Mark McClendon,Fasilitator Gerakan Anak Bersinar Bangsa Gemilang-ABBG, aktif dalam Transformation Connection Indonesia.

Halaman :
1

Ikuti Kami