Tamparan Pertobatan Bagi Sang Don Juan
Sumber: Solusi Life

Family / 1 August 2013

Kalangan Sendiri

Tamparan Pertobatan Bagi Sang Don Juan

Lestari99 Official Writer
16471

Demi mengejar harta yang berlimpah, Iwan melupakan anak isterinya dan terlibat judi bola.

"Judi bola yang saya tekuni itu selalu dimulainya pada malam hari dan saya mulai sering keluar malam. Pada saat itu saya sangat menikmati apa yang saya lakukan. Tidak ada yang bisa melarang saya, tidak ada yang bisa mengatur saya, tidak ada yang bisa menasehati saya. Justru saya kadang-kadang sengaja mencari keributan dengan isteri saya supaya saya bisa hura-hura di luar dengan perempuan lain yang bisa saya bawa ke hotel," ujar Iwan membuka kesaksiannya.

"Saya melihat suami saya suka pergi ke diskotik, setiap hari pulang pagi. Ketika dia pulang ke rumah, saya sering menemukan tanda-tanda bahwa suami saya itu pergi dengan perempuan lain. Saya sering menemukan tanda lipstik di bajunya, kadang-kadang obat kuat di dalam dompetnya," kisah Lenny, isteri Iwan dengan hati pedih.

Rasa penasaran akan kehidupan sang suami membuat Lenny ingin menemani Iwan ke diskotik. Namun apa yang dialami Lenny ternyata lebih dari apa yang pernah dibayangkannya sebelumnya. Di diskotik itu Iwan mengumpulkan Lenny dengan teman-teman wanitanya di sebuah meja, lalu Iwan pun bolak-balik meninggalkan kumpulan para wanita itu.

Kecurigaan mulai merasuki hati Lenny. Dalam sebuah kesempatan, Lenny mengikuti Iwan dari belakang. Dan apa yang disaksikannya saat itu benar-benar menyakiti hatinya. Di sebuah sudut diskotik, Lenny melihat Iwan yang sedang menghampiri seorang wanita dan memeluknya. Lenny sangat shock melihatnya. Kekecewaan, kemarahan dan sakit hati tak dapat dibendungnya lagi. Sambil menangis, Lenny menghampiri suaminya dan memukuli Iwan dengan penuh kemarahan. Kata-kata makian pun tak terelakkan keluar dari mulut Lenny. Pertengkaran di tempat umum tak terhindarkan lagi.

Kemarahan Lenny terhadap perilaku Iwan membuatnya sering mengutuki suaminya sendiri agar diserang penyakit, lumpuh karena stroke. Lenny hanya berpikir jika suaminya tidak bisa berjalan, tentu saja ia tidak akan keluyuran di luar rumah dengan perempuan lain.

Namun semenjak kejadian itu, tidak ada penyesalan dalam diri Iwan. Bahkan hubungannya dengan wanita malam itu semakin menggila. Lenny baru mengetahui hubungan gelap suaminya setelah berlangsung selama satu tahun. Saat itu Iwan sudah berjanji kepada Lenny untuk meninggalkan wanita simpanannya. Tapi janji tinggallah janji. Diam-diam, Iwan melanjutkan hubungan dengan wanita simpanan ini sampai lima tahun lamanya.

Lenny terpuruk secara mental melihat kondisi suaminya yang tak bisa lepas dari kebiasaan buruknya. Kecewa dan merasa tanpa harapan, Lenny sempat mencoba untuk menghakhiri hidupnya, namun gagal. Lenny pernah meminta untuk bercerai dari Iwan. Dendam di hatinya semakin membara dan tak dapat ditahan lagi. Lenny merasa sakit hati karena Iwan ternyata telah menipunya dengan terus berhubungan dengan wanita simpanannya.

"Sebenarnya di dalam hati, saya tidak ingin menceraikan isteri dan anak-anak saya, tapi saya juga tidak mau melepaskan selingkuhan saya. Itu pilihan saya," ujar Iwan mengisahkan dilema di hatinya saat itu.

Dampak keputusan Iwan itu sangat dirasakan oleh anak-anaknya.

"Setiap kali papa pulang malam, dia selalu marah-marah. Saya selalu terbangun kalau malam karena mendengar suara mama dan papa yang lagi ribut. Dari situ, saya mulai merasa benci sama papa, kesal kepada papa. Melihat kelakuan papa terhadap mama, papa selalu melakukan sesuatu sesukanya. Saya marah sekali waktu melihat papa memukuli mama. Saya sempat memukul papa dari belakang waktu itu. Yang pasti saya benci sekali sama papa," ujar Tommy, mengungkapkan perasaannya saat itu terhadap Iwan, ayahnya sendiri.

Dalam keputusasaan dan tanpa jalan keluar, seorang teman menyarankan Lenny untuk pergi mencari bantuan ke dukun. Lenny pun menuruti nasehat temannya untuk mengunjungi orang pintar. Mengharapkan jalan keluar yang singkat, Lenny mengunjungi delapan orang dukun dengan harapan suaminya dapat meninggalkan perempuan simpanannya. Namun bukan jalan keluar yang didapat Lenny. Keadaan rumah tangganya semakin memburuk. Percekcokan semakin sering terjadi. Hawa panas pertengkaran sangat kental terasa atas keluarganya. Lenny haya dapat mengasihani dirinya sendiri dan menyesali hidupnya karena telah menikah dengan Iwan, seorang suami yang hanya bisa menyakiti hatinya dan juga hati anak-anak mereka karena perempuan lain.

Lenny hanya bisa pasrah menerima kenyataan hidup yang harus dihadapinya. Keluarga yang bahagia hanyalah sebuah impian baginya. Pahitnya hati seakan tidak ada yang mengobati. Sampai suatu saat, Lenny mengikuti sebuah persekutuan.

"Karyawan saya mengajak saya ke suatu persekutuan. Saya sempat bertanya di dalam hati, apakah Tuhan yang ada di persekutuan itu akan mampu menyelesaikan masalah saya? Karena saya merasa masalah saya begitu hebatnya, sehingga rasanya mustahil untuk menemukan jalan keluarnya. Waktu itu saya hanya berdoa, ‘Tuhan, saya mau buka hati untuk Tuhan. Saya mau berjumpa dengan Engkau. Tuhan sanggup untuk menolong saya di dalam keluarga ini, untuk memulihkan saya dan suami saya'," ujar Lenny mengisahkan awal perjumpaannya dengan Tuhan secara pribadi.

Perubahan Lenny tidak merubah kehidupan Iwan. Jawaban doa yang diharapkan tak pernah terlihat dalam kehidupan Iwan.

"Kadang memang terlintas di pikiran saya bahwa saya sudah bersalah dan juga berdosa. Tapi perasaan itu hanya seperti kereta lewat saja, membuat saya menyepelekan hal ini. Saya tetap hidup dengan gaya saya, degan cara saya, dan isteri saya tidak bisa melarang saya. Kalau ia melarang saya untuk keluar, maka kita akan bertengkar, lalu kemudian saya pergi dan tidak pulang," kisah Iwan.

Pengaruh obat terlarang yang merasuki jiwanya membuat Iwan melakukan hal-hal di luar kesadarannya. Lenny kerap melihat suaminya berperilaku menyimpang seperti orang gila dan sangat memalukan. Iwan bisa menggaruki kakinya dengan menggunakan sisir, mengambil sendok dan bermain musik di lantai tanpa terkendali. Melihat kondisi suaminya, perasaan kasihan mulai timbul di hati Lenny. Tidak ada lagi dendam yang membara terhadap Iwan.

Rasa belas kasihan yang timbul dalam hati Lenny membuatnya tak bisa berhenti berdoa untuk sang suami. Setiap kali suaminya pulang pagi dan sedang tertidur lelap, Lenny selalu menghampiri suaminya dan berdoa untuk Iwan.

"Tuhan, tolong suami saya, selamatkan jiwanya. Jangan sampai ia binasa Tuhan. Saya mau ia bertobat, menjadi orang yang baik, orang yang benar, orang yang mengasihi Tuhan, mengasihi isteri, mengasihi anak dan mengasihi keluarganya," doa Lenny bagi Iwan.

Keesokan harinya, Iwan tetap melakukan kebiasaan buruknya untuk berpesta pora. Namun pada malam itu, Iwan mengalami sebuah peristiwa yang terus mengusik benaknya. Entah dalam keadaan minum sambil ngobat, Iwan tiba-tiba terlempar jatuh. Iwan mengalami peristiwa ini sampai dua kali. Namun setiap kali Iwan terpental jatuh ke lantai, Iwan selalu menyebut nama Yesus padahal saat itu ia belum mengenal Yesus.

Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul satu dinihari. Iwan pun bermaksud untuk tidur. Namun setiap kali ia memejamkan matanya, ada yang menampar dirinya. Iwan bangun dan mencari ke seantero rumahnya mencari seseorang yang telah menamparnya namun ia tak dapat menemukan seorang pun. Dengan panik Iwan membangunkan isteri dan anak-anaknya dan meminta mereka berdoa untuknya.

"Pada saat itu saya tidak ada rasa malu di depan anak dan isteri saya. Saya berdoa, saya menangis, saya minta ampun karena saya tahu ini adalah sesuatu yang berbeda, yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Dan kira-kira jam 3 dinihari, saya pikir semuanya sudah beres. Saya minta mereka untuk kembali tidur. Tapi ketika saya juga mau ikut tidur, saya ditampar lagi. Saya mengalami satu tekanan yang sangat menakutkan untuk diri saya, tidak pernah saya alami sebelumnya," kisah Iwan mengenai pengalaman aneh yang dialaminya.

Iwan kembali membangunkan isterinya. Lenny menyarankan Iwan untuk mengambil walkman dan mendengarkan musik-musik pujian sampai ia tertidur. Iwan pun melakukan saran Lenny dan ia sempat tertidur selama setengah jam. Tapi sesudah lagunya habis, Iwan kembali ditampar. Hal  ini membuat Iwan sangat tidak nyaman dan penuh ketakutan. Iwan tidak tahu sampai kapan ia harus mengalami hal ini dan bagaimana mengakhirinya. Iwan mengalami kejadian aneh ini selama tiga hari berturut-turut. Baru pada hari ketiga semua itu berakhir.

"Saya tahu bahwa semua ini pekerjaan Tuhan. Semenjak saat itu saya tidak pernah lagi berani mencoba segala hal yang dulu selalu saya lakukan. Merokok pun saya sudah tidak berani lagi. Judi bola saya tinggalkan, main perempuan saya tinggalkan, bahkan kesukaan saya keluar tiap malam dan pulang pagi pun saya tinggalkan. Saya tidak pernah mengalami seperti apa yang saya alami waktu itu. Hal ini membuat saya tidak ingin bermain-main dengan hidup saya dan saya tinggalkan semuanya sampai saat ini," ujar Iwan.

"Saya melihat nyatanya pekerjaan Tuhan atas kehidupan suami saya. Semenjak ia dilawat Tuhan selama tiga hari itu, ia berubah total. Saya merasakan suatu perasaan bahagia yang tak terbayar oleh uang sebanyak apapun, suami saya bisa dipulihkan oleh Tuhan. Saya begitu merasa senang, sukacita, gembira, mengucap syukur, dengan apa pun saya tidak akan bisa membalas kebaikan Tuhan. Saat itu saya tahu, hanya satu Pribadi yang bisa mengubahkan suami saya, bisa membuat dia berbalik dari jalan-jalannya yang jahat. Di dalam kehidupan ini, hanya ada satu nama yang berkuasa, yaitu nama Tuhan Yesus Kristus," ujar Lenny dengan penuh sukacita.

"Saat ini saya sudah mengampuni papa. Saya ingin memberikan kesempatan agar ia bisa menjadi orangtua dan menjadi bapak yang baik untuk keluarga ini. Hubungan saya dengan papa sekarang cukup baik dan dekat, sebagai anak dan bapak," ujar Tommy dengan penuh ucapan syukur.

"Ada satu firman yang berkata, ‘Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar'. Inilah yang menjadi rema buat saya, menjadi kekuatan saya, menjadi pegangan saya. Dari hidup yang sudah hancur-hancuran, yang sudah dianggap sampah oleh dunia, tapi hari ini saya bisa ada sebagaimana saya ada, itu semua karena kasih Tuhan kepada saya," ujar Iwan menutup kesaksiannya. 

Kisah Nyata ini dituturkan langsung oleh :
Iwan Sawang
Sumber : V090205113859
Halaman :
1

Ikuti Kami