Selama menjalankan ibadah puasa, setiap sorenya para pedagang selalu menggelar jualan berbuka puasa di sebuah trotoar di depan Gereja Katedral Kristus Raja dan Bank Mandiri Kupang di Jalan Ir Soekarno, Nusa Tenggara Timur.
Pasar Ramadhan adalah sebutan dari tempat itu. Mulai dibuka sejak awal umat Muslim berpuasa. Pasar tersebut menjajakan beraneka jenis kue dan jajanan buka puasa yang banyak dicari oleh pengunjung baik Muslim maupun Non-Muslim.
Awalnya kawasan ini dikenal dengan Jajan Air Mata (JAM) dimana para pedagangnya merupakan penduduk kelurahan Air Mata, yang merupakan perkampungan muslim di kota Kupang. Keramaian pasar tersebut mendorong perluasan perdagangan hingga ke arah Katedral Kristus Raja dan Bank Mandiri Kupang.
Hal ini bahkan tidak mendapat penolakan dari umat Kristen, sebab cara hidup masyarakat Kupang yang didasarkan oleh bingkai budaya. Meskipun Kupang merupakan mayoritas Katolik dan Protestan, namun penghormatan dan penghargaan terhadap Non-Kristen tetap terpelihara dengan baik.
Salah satu bentuk kehidupan umat Kristen dan Non-Kristen di Kupang tercermin lewat kehadiran Pasar Ramadhan yang dijadikan sebagai jembatan pemersatu keyakinan yang berbeda diantara masyarakatnya. Bingkai budaya yang lebih menjunjung keharmonisan beragama kiranya tetap hidup ditengah kehidupan umat percaya maupun negara.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Gereja Ortodoks Rusia Tolak Pernikahan Sesama Jenis
Umat Kristen Manado Hidup Harmonis Dengan Agama Lain
Gereja Ini Dipimpin Pendeta Gaul Berambut Ala Mohawk
Inggris dan Dunia Berbahagia Sambut Kelahiran Pangeran Baru
Perkatakan Janji Allah, Mujizat Pasti Terjadi!
Sumber : Ucannews | Antaranews | Jawaban.com