Pria Pilihan Orangtuaku Ternyata Seperti Monster
Sumber: solusi

Family / 18 July 2013

Kalangan Sendiri

Pria Pilihan Orangtuaku Ternyata Seperti Monster

Puji Astuti Official Writer
24850

Betty Eljani harus menerima pria yang dijodohkan oleh orangtuanya, tetapi nyatanya pria tersebut tidak sebaik yang diharapkan. Bahkan di malam pertama pernikahan mereka, Betty sudah menerima perlakukan kasar dari suaminya.

“Sewaktu saya akan menghangatkan makanan yang dibawa pulang dari resepsi, tiba-tiba dia marah, ‘Apa tidak ada lagi hari besok!’ Disitu saya mulai bertanya-tanya, belum juga malam pengantin, tapi saya kok sudah menerima perlakuan begitu keras?”

Namun Betty mencoba menepis semua pikiran buruk yang muncul. Ia mencoba menghibur dirinya dengan berharap bahwa dibalik watak kerasnya, sang suami memiliki hati yang baik. Tapi pada kenyataannya, monster di dalam diri suaminya semakin nyata terlihat.

“Saya lihat suami saya berselisih dengan papanya. Saat dinasehati dia malah ngamuk, bahkan papanya akan dilempar dengan sebuah barang. Dalam hati saya, ‘Sama papanya saja, papa kandungnya dia bisa kaya gitu, apa lagi sama saya.’”

Kekuatiran Betty terbukti. Hari-hari selanjutnya, yang diterimanya bukan kebahagiaan namun cacian, makian dan tak jarang pukulan. Tak kuat dengan perlakuan suaminya, Betty datang kepada orangtuanya dan mengadukan semua tindakan kasar yang diterimanya dari pria pilihan orangtuanya tersebut.

“Mah, pah, suami yang papa kasih ini bukan pilihan saya. Ternyata dia sangat jahat. Ini masih pengantin baru, tapi dia sudah perlakukan saya dengan kasar.”

Namun perlindungan yang diharapkan dari orangtuanya tidak di dapatnya. Ibunya hanya menasehati agar ia mempertahankan rumah tangganya, sehingga tidak mempermalukan keluarga mereka. Betty hanya bisa menyesali nasib dan menangis atas apa yang menimpanya. Tekanan dari suaminya semakin menjadi-jadi saat pernikahan mereka memasuki tahun yang ketujuh, namun tidak juga dikaruniai keturunan. Kekecewaan terlihat jelas di wajah suaminya, dan semua kesalahan ditimpakan kepada Betty.

“Dia malah menghina saya, dan selalu marah. Sehingga hati saya tawar terhadap suami. Saya tidak punya perasaan apa-apa, tidak memiliki rasa kasih, dan tidak memiliki rasa cinta kepada dia. Sampai saya tidak tahan lagi, saya minta cerai kepada suami saya.”

Permintaan Betty ini malah menambah amarah sang suami, tanpa pikir panjang lagi suaminya lari ke kamar dan mengambil surat nikah mereka. Di depan Betty, surat nikah itu dirobek-robek dan dilemparkan kepadanya. Menghadapi semua itu, Betty hanya bisa mengadu kepada Tuhan.

“Saya hanya bisa berdoa pada Tuhan, ‘Tuhan, mengapa Engkau berikan suami yang seperti ini?’ Kalau saya dipukul, ‘Tuhan, saya dipukul. Saya percaya Tuhan melihat. Jika memang ini suami yang Tuhan berikan untuk saya, saya akan terima. Berikan kekuatan pada saya. Tuhan ubahkan suami saya.’ Saya percaya Tuhan akan pulihkan, namun saya punya keyakinan, sebelum Tuhan pulihkan suami saya, maka saya harus dipulihkan lebih dahulu. Saya harus bisa menerima suami saya apa adanya.”

Dalam kondisi rumah tangga yang morat-marit itu, Betty dan suaminya bertandang kerumah seorang teman. Disana mereka dinasehati untuk berdoa dalam kesepakan meminta keturunan dari Tuhan. Sungguh ajaib, sang suami mau berdoa dan setelah beberapa tahun mukjizat pun terjadi, Betty hamil. Tidak hanya itu, karena doanya dijawab suami Betty pun merubah peranginya.

“Yang membuat saya mau berubah adalah doa saya untuk mempunyai anak di dengar. Sewaktu istri saya hamil, disitu saya baru percaya bahwa Yesus benar-benar menolong saya. Saya berubah seratus persen untuk percaya pada Tuhan Yesus,” demikian ungkap Alfianto, suami Betty.

Doa-doa yang selama ini Betty panjatkan tidak pernah sia-sia. Kini suaminya menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, dan semua tindakan kasar yang pernah dilakukannya kini tidak pernah muncul lagi.

“Semua ini karena Tuhan Yesus. Karena pertolongan Tuhan Yesus yang luar biasa. Walaupun kita sudah merasa tidak mampu, tapi kita harus percaya, Tuhan akan selalu menolong kita,” demikian Betty mengungkapkan rasa syukurnya.

Sumber Kesaksian :

Betty Eljani

Sumber : V130717133630
Halaman :
1

Ikuti Kami