Erlien Nikijuluw sudah 3 tahun menjadi konselor di CBN Indonesia. Setiap harinya, wanita ini menerima curahan hati (curhat) dari berbagai macam latar belakang orang, baik melalui telepon, sms, maupun chatting. Erlien juga rutin melakukan kunjungan ke rumah-rumah responden yang membutuhkan dukungan secara langsung. Tentu menarik jika kita menelusuri lika-liku menjadi seorang konselor, yang sering disebut ‘tempat sampah’ lantaran harus menampung semua keluh kesah orang lain. Berikut petikan wawancara Jawaban.com dengan Erlien.
Tanya (T): Sebagai “tempat sampah” yang harus selalu siap menampung masalah-masalah banyak orang, tentu Anda bisa bosan bahkan kelelahan baik secara fisik maupun mental. Nah, apa yang membuat Anda dapat bertahan?
Jawab (J): Sebagai orang yang sudah menerima kasih karunia Tuhan, saya sangat terpanggil untuk melayani orang-orang melalui konseling. Saya punya hati untuk membantu mereka sehingga mereka menemukan jalan keluarnya. Itulah yang membuat saya bertahan.
T: Apa tantangan terbesar yang dihadapi konselor?
J: Tantangan terberat adalah mengantuk, apalagi kalau kebagian shift di tengah malam. Tapi kami berusaha supaya kondisi tubuh tidak mempengaruhi kualitas konseling.
T: Jika konselor stress, curhatnya sama siapa?
J: Kalau di antara kami ada yang stress, biasanya kami tahu. Jadi, kami saling curhat dengan sesama konselor yang ada di sini, face-to-face. Kita berbagi permasalahan dan saling menguatkan satu sama lain.
T: Adakah seseorang yang kisah curhatnya kepada Anda membuat Anda menangis?
J: Ada. Kisah terakhir yang membuat saya menangis masih saya ingat. Ada responden yang menceritakan bahwa dia harus diusir oleh keluarganya karena dia masuk Kristen. Dia hidup terlunta-lunta bersama anaknya di jalan tanpa tempat tinggal. Padahal, sebenarnya dia adalah orang yang sangat kaya, namun dalam sekejap menjadi miskin. Belum lagi suaminya berada jauh darinya. Ceritanya membuat saya terharu dan iba, karena responden ini berjuang begitu gigih dalam mengikut Tuhan meskipun hidupnya dirundung masalah. Dia lebih memilih untuk mempertahankan imannya daripada kembali kepada kehidupannya yang lama.
T: Pernahkah Anda tidak mampu menolong responden yang sedang dalam masalah, sehingga Anda merasa gagal sebagai konselor?
J: Pernah, biasanya kasusnya seperti ini: ada seseorang yang hamil di luar nikah dan dia mau menitipkan anaknya. Secara pribadi saya tidak bisa menampung bayi itu karena saya sudah berkeluarga dan alasan-alasan lainnya. Itulah yang membuat saya merasa tidak bisa memberikan jawaban. Akhirnya, saya merekomendasikan sebuah tempat penitipan anak-anak yang terbuang, letaknya ada di Lembang. Padahal sebenarnya saya pengen menampung bayi itu.
T: Topik apa yang paling banyak diceritakan orang kepada para konselor?
J: Yang paling umum diceritakan adalah masalah rumah tangga, seperti perceraian dan perselingkuhan. Tetapi sekarang cenderung banyak orang yang curhat tentang homoseks dan lesbian. Ada juga yang tentang aborsi. Intinya sih mengenai seks bebas.
T: Berapa rentang usia para responden?
J: Yang paling rentan adalah di usia belasan (anak SMA) sampai dengan 30 tahun. Pernah juga ada beberapa anak SD dan SMP yang menghubungi kami, tetapi itu jarang dan biasanya kasus khusus.
Menutup perbincangan, Erlien memberikan pesan khusus bagi kaum homoseks maupun lesbian. Menurut Erlien, biasanya orang menjadi homoseks/lesbian karena dia pernah mengalami pelecehan, baik dari saudara atau tetangganya. Akibatnya, dia menjadi minder.
“Kaum homoseks dan lesbian harus ingat bahwa dia itu berharga—hidupnya berharga di mata Tuhan. Jadi, tidak perlu minder dan melihat ke belakang,” katanya.
Erlien menegaskan bahwa masa depan kita tidak bergantung dari masa lalu. Masa depan kita bergantung pada keputusan yang kita buat hari ini untuk berubah. “Janganlah merasa minder. Jika Anda pernah mengalami pelecehan, itu ‘kan bukan kesalahan Anda,” pungkasnya.
Panggilan Anda untuk melayani Tuhan mungkin bukan di bidang konseling seperti yang dilakukan Erlien dan rekan-rekannya. Namun, tahukah Anda bahwa ada cara lain untuk bisa terlibat melayani Tuhan dengan apa yang telah Dia karuniakan bagi Anda? Caranya, dukunglah pelayanan konseling CBN dengan cara mengklik di sini. Pastikan Anda berkontribusi dalam pelebaran Kerajaan Allah!
BACA JUGA:
Puji Tuhan! Saya Tidak Menganggur Lagi Setelah SMS ke Konseling Center CBN
Jadi Konselor Bagi Wanita yang Menjual Diri demi Bayar SPP
Sahabat Doa, Menemani di Setiap Persoalan Hidup
Hubungan Bermasalah, Apakah Berani untuk Konseling?
Mintalah Nasihat yang Bijaksana