Divonis Seumur Hidup, Pieter Rumaropen Naik Banding

Nasional / 28 April 2013

Kalangan Sendiri

Divonis Seumur Hidup, Pieter Rumaropen Naik Banding

daniel.tanamal Official Writer
5647

Insiden pemukulan gelandang Persiwa Wamena, Pieter Rumaropen terhadap wasit Muhaimin saat pertandingan menghadapi Pelita Bandung Raya (PBR), Minggu (21/4) berbuah sanksi berat. Pieter dijatuhi hukuman tidak boleh bermain sepakbola (professional) selama seumur hidup oleh Komdis PSSI.

"Pieter memang tidak dipanggil hari ini karena kejadian tersebut sudah jelas-jelas kita lihat sendiri dan tidak diragukan lagi kesalahannya. Kita jatuhi hukuman tidak boleh bermain sepak bola selama seumur hidup kepada sang pemain. Keputusan ini juga sudah melalui proses investigasi dan pertimbangan yang dilakukan oleh Komdis," kata ketua Komdis Hinca Panjaitan di Kantor PSSI, Jakarta, Rabu (24/4).

Pieter yang mengaku kaget atas keputusan ini mengaku bersalah dan meminta maaf, namun dirinya kecewa karena tidak diundang oleh Komdis sebelum memutuskan sanksi itu. "Jujur saya kaget dengan putusan yang dijatuhkan kepada saya. Saya minta maaf atas sikap saya. Sebenarnya saya tidak bermaksud untuk memukul sang wasit. Saya hanya ingin menariknya untuk diajak berdiskusi. Sepak bola adalah mata pencaharian saya, jadi saya sangat berharap PSSI bisa mengabulkan banding saya," kata Pieter di Jakarta, Kamis (25/4).

Manajer Persiwa Wamena, Agus Santoso sendiri telah memastikan klub akan melakukan pembelaan kepada Pieter Rumaropen. "Saat ini Persiwa belum menerima surat keputusan resmi dari Komdis PSSI terkait hukuman pelarangan main bola seumur hidup kepada Pieter. Persiwa akan lakukan pembelaan. Seharusnya Komdis PSSI melihat pertandingan itu secara keseluruhan jangan terpisah-pisah. Lihat asal penyebab utama insiden pemukulan itu terjadi," katanya.

Insiden pemukulan ini memang ramai dibicarakan oleh media luar negeri, mengingat pukulan Pieter yang mendarat telah dimuka wasit Muhaimin mengakibatkan sang pengadil lapangan bersimbah darah yang mengucur di kaus pertandingannya. Dalam profesionalitas didunia sepakbola sudah tentu hal seperti ini tidak bias ditolelir, karena dengan memberikan sanksi yang ringan kemungkinan insiden ini kembali terulang demikian besar.

 

 


Sumber : Kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami