Mental dan Hati Seorang Miliuner

Entrepreneurship / 19 April 2013

Kalangan Sendiri

Mental dan Hati Seorang Miliuner

Yenny Kartika Official Writer
9634

Donald Trump, Warren Buffett, Carlos Slim, dan Bill Gates. Apa yang terlintas di pikiran Anda saat mendengar nama-nama itu? Mereka semua adalah miliuner ternama di dunia.

Mengapa sebagian orang bisa menjadi miliuner? Mungkin karena mereka beruntung—terlahir dengan ‘luck’, yang tidak dimiliki orang lain. Tetapi kenyataannya, kebanyakan dari miliuner justru percaya bahwa ‘luck’ itu adalah hasil dari persiapan dan peluang. Dengan kata lain, perjalanan menuju sebuah kesuksesan melibatkan usaha, tanggung jawab, dan respon kita secara pribadi.

Ketika bangsa Israel akan memasuki Tanah Kanaan—tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya—Tuhan tidak serta merta membiarkan bangsa ini menikmati begitu saja berkat-berkat-Nya. Tuhan mengajar mereka untuk melakukan kewajiban: menanam benih, menyiraminya, merawatnya, memberi makan ternak, dan lain-lain. Artinya, ada bagian yang Tuhan kerjakan dan ada pula bagian yang kita kerjakan.

Kembali kepada perjalanan menjadi seorang miliuner. Mencapai suatu standar finansial yang mapan adalah impian semua orang, namun bagaimana caranya menuju ke situ?

Meskipun tidak semua orang mendapat panggilan untuk menjadi miliuner, ada baiknya jika kita membedah mental dan sikap hati seorang miliuner yang niscaya dapat diterapkan untuk mencapai tujuan lainnya.

 

I. MENTAL SEORANG MILIUNER

-Tidak Pernah Berharap bahwa Segala Sesuatu akan Mudah

Mungkin inilah yang membedakan miliuner dengan orang lain pada umumnya. Pada saat orang lain mengharapkan uang datang dengan kerja ringan, miliuner justru berpikiran sebaliknya. Usaha yang seadanya akan menghasilkan hal biasa saja, namun usaha yang tekun dan sungguh-sungguh akan menghasilkan hal yang dahsyat. Persiapan yang dibuat seorang miliuner adalah, bagaimana mengatasi kesulitan, bukannya bagaimana menerima kemudahan.

 

-Punya Rencana

Banyak berpikir itu perlu, tetapi jangan terlampau banyak. Otak seorang miliuner akan memikirkan rencana apa yang hendak diraih, serta kapan mereka mau tiba di tonggak kesuksesan dalam perjalanan mereka. Seandainya rencana mereka meleset di tengah jalan, mereka sudah siaga dengan rencana lainnya.

 

-Bermimpi Besar

Pikirkan hal-hal di masa sekarang yang telah Anda capai. Seberapa banyak dari hal tersebut yang pernah Anda impikan di masa sebelumnya? Tidak banyak yang pernah Anda impikan, mungkin. Nah, terlebih lagi jika Anda memimpikan hal tersebut sebelumnya.

Banyak orang enggan bermimpi karena takut jika mimpi itu ternyata tidak tercapai—padahal telah digantungkan sedemikian tingginya. Namun inilah modal pertama dari para miliuner di seluruh dunia. Donald Trump pernah berujar, “As long as you’re going to be thinking anyway, think big.”

 

-Mencintai Apa yang Dilakukan

Apabila kita menyadari apa yang kita cintai, kita dapat melihat banyak peluang yang tidak dilihat orang lain. Saat seorang miliuner melihat peluang, dia tidak akan membiarkan peluang itu luput. Dia tahu bahwa dibutuhkan banyak waktu sampai peluang itu membuahkan hasil. Namun karena dia mencintai hal tersebut, dia tidak dengan mudahnya meninggalkan peluang—sesulit apapun itu. Sebaliknya, dia justru akan memperjuangkannya dengan sepenuh hati dan kesabaran.

Catherine Cook, pendiri MyYearbook.com sempat dicela habis-habisan ketika ia menolak menjual situsnya. Si pembeli meyakinkan Cook bahwa situsnya tidak akan pernah bisa mencapai 3 juta pengguna. Cook mengabaikan kata-kata itu dan memilih untuk tekun. Sekarang, MyYearbook.com memiliki 22 juta pengguna di seluruh dunia.

 

-Menguasai Ketakutan

Orang bilang, miliuner itu agak ‘sinting’. Mengapa? Karena mereka berani menginvestasikan mimpinya, padahal kemungkinan tercapainya belum jelas. Pertanyaan yang sering diajukan: “Apakah Anda tidak takut gagal?” Jawabannya: “Tentu saja takut!” Tetapi, mereka menguasai rasa takut karena keyakinannya lebih besar dari rasa takut itu sendiri.

 

II. HATI SEORANG MILIUNER

-Hati yang Melayani

Kebanyakan miliuner merindukan hidupnya punya makna bagi orang lain. Itu sebabnya kita kadang melihat banyak orang sukses yang suka berbagi. Mereka menjadi pembicara seminar, motivator, penulis buku, dosen, atau mempekerjakan orang lain dalam usaha mereka. Ini karena mereka ingin memiliki “warisan” yang bisa ditinggalkan, atau ingin bisa mengubah hidup orang lain.

 

-Selalu Bersyukur

Miliuner biasanya terkenal saat ia sudah “jadi”. Kalau kita mencoba menelusuri masa silam kehidupannya, semua miliuner pasti pernah melewati masa-masa yang berat. Mereka pernah menjalani fase dimana mereka merasa Tuhan itu tidak adil. Tetapi biasanya pada suatu titik dalam hidup, mereka akhirnya mampu melihat bahwa semuanya itu baik. Mereka selalu bersyukur karena cucuran air mata di masa lalu terbayar dengan tuaian besar di masa kini.

 

-Sabar dan Kuat

Ketika seorang miliuner sudah yakin dengan rencana mereka, apa yang paling bisa merusak semuanya itu? Hanya satu: perkataan orang lain. Tidak ada satupun miliuner yang tidak pernah dicemooh orang lain. Meskipun sedih, mereka lebih percaya dengan impian mereka daripada kata-kata orang lain. Saat usaha mereka belum membuahkan hasil, mereka tetap sabar dan kuat. Intinya, mereka tidak membiarkan omongan orang menjadi penentu masa depan mereka.

 

“Segala sesuatu uang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga…” (Pengkhotbah 9:10)

 

 

BACA JUGA:

Sumber : Adaptasi dari GOGIRL! | YK
Halaman :
1

Ikuti Kami