Menurut Effendi Gazali, pengamat komunikasi politik, twitter bisa membuat efektif komunikasi politik presiden kepada publik, namun presiden harus siap menanggung resiko yang timbul seperti di-bully. “Twitter itu dunia yang relatif keras,” kata Effendi Gazali, Jumat (12/4).
Menurut Effendi, cepat atau lambat orang yang mengatakan sesuatu yang ‘kacau’ dianggap penghinaan dapat dapat terjadi perang dengan presiden. “Orang bisa saja dibully. Nah ini menarik untuk dilihat dalam konteks percobaan komunikasi politik di Indonesia. Apa orang misalnya mau bercuit-cuit dengan presiden lalu menahan dirinya tidak seperti apa adanya orang dalam dunia sosial yang seakan tanpa batas etik. Time will tell.”
Staf presiden bidang komunikasi politik, Daniel Sparingga mengatakan bahwa presiden akan segera meluncurkan twitter accountnya. Menurut Daniel, presiden sudah siap menerima kritikan termasuk kritikan tajam, ocehan, dan celotehan yang tidak relevan, serta sinisme ekstrim. Daniel mengatakan twitter tersebut ditujukan untuk membangun komunikasi politik yang lebih efektif dengan publik.
Tentu selalu ada pro kontra ataupun akibat baik dan buruk yang terjadi saat kita mengambil suatu keputusan tertentu. Alangkah baiknya jika kita selalu siap untuk hasil yang terburuk, namun jangan berhenti berharap untuk mendapatkan yang terbaik.
Baca juga :
Yesus Akan Gunakan Facebook dan Twitter
Paus Benediktus Kini Main Twitter
Coba Brownies Kacang Hijau dengan Resep Ini Yuk
Kesalahan Orangtua yang Sering Dilakukan
Saat Pengangkatan Orang Terang Terjadi, Bumi Akan Hancur
Cara Alami Turunkan Kolesterol Tanpa Obat
Daniel Mananta Jaim di Twitter
Media yang Mengubahkan Hidup Orang Banyak
Sumber : beritasatu by lois horiyanti/jawaban.com