Wakil Ketua Dwan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Triwisaksana, memperingatkan Gubernur DKi Jakarta, Joko Widodo, untuk berhati-hati dengan proyek monorel yang akan digarap oleh PT Jakarta Monorail (PT JM) karena sejarah buruk yang dimiliki perusahaan tersebut.
"PT JM itu kan dulu juga bilang punya investor, ternyata tidak bisa terselesaikan. Sekarang dia bilang punya uang juga dari Ortus (investor baru PT JM), jangan-jangan nasibnya bakal sama lagi," kata pria yang akrab disapa Sani itu, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (20/3/2013).
Terkati masa depan proyek monorel, Jokowi juga diingatkan, apabila proyek tersebut merugi, maka Pemprov DKI-lah yang akan mengambil alih. Hal tersebut dapat menjadi beban bagi masyarakat Ibu Kota.
Jokowi juga diminta untuk mempertimbangkan dari segi subsidi yang akan diberikan kepada PT JM sebagai pihak yang nantinya akan berperan sebagai operator. Menurut Sani, tarif monorel akan lebih mahal karena nilai investasinya yang lebih besar.
"Kalau mau subsidi, seharusnya menggunakan sistem lelang, ini kan tidak. PT JM ditunjuk, artinya Gubernur melanggar hukum kalau mensubsidi monorel . Lain halnya dengan Transjakarta disubsidi, ada regulatornya BLU Transjakarta, dan operatornya dilelang bukan ditunjuk," kata Sani.
Menjalankan sebuah proyek yang besar tentunya tidak akan terhindar dari rintangan yang besar pula. Namun halangan dan rintangan akan dapat ditanggulangi dengan perencanaan dan eksekusi yang matang.
Baca juga artikel lainnya:
Investor Monorel Terancam Diganti
Jokowi: Dampingi MRT dengan Kebijakan Keras
Mitos Negatif Tentang Para Lajang