Masalah subsini BBM masih menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk merumuskan solusi dan menngkasi opsi kebijakan yang akan diambil.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa ada tiga kemungkinan kebijakan yang bisa diambil: menaikkan harga BBM bersubsidi, memberikan kebijakan bukan harga seperti membatasi konsumsi BBM bersubsidi dan konversi BBM ke BBG, atau mengombinasikan semua kebijakan.
Menurut Bambang saat ini pemerintah belum membuat keputusan mengenai kebijakan mana yang akan diambil. Namun, “Kami sudah sampaikan ada tiga opsi yang memungkinkan untuk dilakukan, tentu dengan konsekuensi dan biayanya masing-masing," ungkapnya, Selasa (19/3/2013).
Sebagai usaha pengendalian konsumsi BBM bersubsidi tahun ini, BKF telah menawarkan beberapa solusi pengendalian konsumsi BBM bersubsidi melalui kombinasi kenaikan harga dan pembedaan energi.
Solusi yang pertama adalah menaikkan harga BBM sebesar Rp 500 per liter. Solusi kedua, penganekaragaman energi yang dimulai dengan mengalihkan bahan bakar angkutan umum dan barang dari BBM ke gas. Dan solusi ketiga adalah membatasi konsumsi bahan bakar bersubsidi dengan melarang kendaraan pribadi roda empat untuk menggunakan BBM bersubsidi.
Bambang mengusulkan ketiga solusi ini berjalan bersamaan supaya lebih efektif.
Menurunnya persediaan minyak mengharuskan masyarakat internasional untuk mulai berhemat dalam menggunakan berbagai macam bahan bakar. Semoga kebijakan ini dapat menjadi salah satu solusi bagi penghematan energi.
Baca juga artikel lainnya:
Paus Fransiskus: Tokoh yang Akan Menyatukan Gereja
Resmi Dilantik, Paus Fransiskus Jadi Paus ke-266
Mitos Negatif Tentang Para Lajang