Mitos Negatif Tentang Para Lajang

Single / 19 March 2013

Kalangan Sendiri

Mitos Negatif Tentang Para Lajang

Zee Official Writer
8007

Ketika usia sudah beranjak dewasa, pastinya Anda akan dihujani berbagai pertanyaan seperti: sudah punya pacar belum? Nggak berniat cari pacar? Kapan mau nikah? Tak hal nya muncul banyak sekali mitos atau stereotype dalam masyarakat mengenai status lajang. Beriku adalah beberapa contohnya:

#1 Lajang Kurang Bahagia

Menjadi seorang lajang bukan berarti kurang bahagia apabila dibandingan dengan mereka yang menikah. Para lajang tidak perlu dikasihani karena bukan sebuah jaminan bahwa mereka yang sudah menikah akan lebih bahagia dibandingan dengan mereka yang masih melajang.

#2 Lajang Selalu Kesepian

Menjadi seorang lajang bukan berarti tidak memiliki siapapun dalam hidup mereka. Banyak sekali para lajang yang memiliki orang-orang yang berperan penting dan sangat berarti dalam hidup mereka, serta koneksi dan kenalan dengan berbagai pihak, sesuatu yang tidak bisa dilakukan dengan bebas bagi mereka yang sudah menikah.

#3 “Perawan Tua” Hidup Terisolasi

Seorang wanita yang belum menikah pada usia tertentu sering digambarkan sebagai “perawan tua” yang secara konotasi dapat berarti “tidak laku”. Namun pada kenyataannya, dewasa ini banyak sekali para wanita yang menunda pernikahan mereka karena berbagai alasan: karir, keluarga, dll. Dan mereka juga memiliki komunitas dan teman dekat yang berkomunikasi setiap hari.

#4 Lajang Tidak Berumur Panjang

Salah satu mitos yang dipercayai beberapa orang adalah bahwa lajang tidak berumur panjang. Namun hal ini juga tidak benar karena tidak ada hubungan langsung antara umur dan status seseorang.

#5 Lajang Berarti Egois

Beberapa orang berpendapat bahwa mereka menjadi lajang karena terlalu egois. Sebuah survey membuktikan bahwa para lajang lebih sering mengunjungi dan menjalin sosialisasi dengan orang di sekitarnya, serta lebih suka menolong dan bersosialisasi dengan para tetangga.

#6 Anak Dari orang Tua Tunggal Lebih Lama Lajang

Banyak mereka yang mengatakan bahwa anak yang dibesarkan dari orang tua tunggal cenderung berperilaku negative sehingga mereka akan lebih lama berstatus lajang. Pada kenyataannya, anak yang dibesarkan dengan kedua orang tuanya juga memiliki kemungkinan untuk berperilaku negatif. Jadi, hal ini tidak menentukan status lajang mereka.

#7 Lajang Memiliki Kondisi Fisik yang Kurang Sehat

Banyak yang beranggapan kondisi fisik para lajang menjadi kurang sehat karena mereka selalu berpesta setiap malam dan memakan makanan tidak sehat daripada makanan sehat yang dimasak di rumah. Para lajang memiliki keehatan yang sama dengan mereka yang sudah menikah.

#8 Lajang Menghabiskan Uang Untuk Hal yang Tidak Penting

Kebebasan yang dimiliki para lajang sering disalahartikan sebagai pemborosan yang tidak bertanggung jawab. Padahal, hal ini hanya karena para lajang memiliki kebebasan untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan lebih dari para pasangan yang sudah menikah.

Sumber : adaptasi berbagai sumber / Zee
Halaman :
1

Ikuti Kami