Harga beberapa komoditas naik di atas batas kewajaran yang mana membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa kali berang kepada para menteri. Tidak hanya karena masalah tidak terselesaikan, hal ini juga disebabkan oleh kurangnya koordinasi sehingga masalah tetap ada. Komoditas apa saja yang naik dan menyebabkan SBY marah?
Daging Sapi
Awal tahun lalu, harga daging sapi sempat melambung tinggi sejauh Rp 95 ribu per kilogram. Pedagang sapi di Jabodetabek sempat mogok berjualan akibat harga daging ini tak mau turun. Naiknya harga tersebut disebabkan oleh pemotongan jatah impor daging sapi dari Australia. Kementerian Perdagangan mengaku angka kebutuhan dan persediaan tidak cocok, dia mengatakan data pasokan sapi lokal dari Kementerian Pertanian tidak valid. Hal ini membuat SBY angkat bicara. “Saya sudah tahu soal daging sapi ini masalah impor dan produksi dalam negeri dan sebagainya,” kata SBY, Senin (18/2).
Kedelai
Masih ingat bukan saat tempe dan tahu menjadi barang langka padahal makanan itu harusnya makanan yang paling lumrah ditemui di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh harga kedelai pertengahan Juli tahun lalu melonjak, lagi-lagi permasalahannya ada di pasokan impor kedelai yang mampet dari Amerika Serikat. Saat itu, SBY menekankan untuk membebaskan bea impor untuk kedelai agar harganya terjangkau.
Hortikultura / Tanaman Budidaya Kebun
Saat persoalan hortikultura melanda, SBY langsung turun tangan dan mengunjungi petani di Tegal. Sebelumnya, lagi-lagi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian tidak kompak soal pembatasan impor hortikultura. Kementerian Pertanian bertahan ingin menghentikan impor beberapa komoditas hortikultura sementara Kemendag mengaku belum mengetahui rencana tersebut.
SBY memberikan pengertian kepada para petani kenapa produk hortikultura lebih laku dibanding lokal, hal ini dikarenakan lebih murah. Meski begitu, SBY mengaku beberapa komoditas hortikultura seperti tomat, bawang merah sudah tidak wajar kenaikannya.
Bawang Putih
“Saya malah mendengar saling menyalahkan dari satu kementerian ke kementerian lain, ini buruk. Yang benar adalah segera atasi masalah itu, duduk bersama, bicara dengan daerah, bupati, gubernur, dan walikota dan stabilisasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Ini tidak boleh begini. Ketika ada krisis harga pangan dan minyak 2008 meluas karena itu global, bermalam-malam, berhari-hari kita bekerja. Kalau tingkatannya masih seperti ini hanya tiga komoditas yang mengalami kenaikan tidak wajar, selesaikan. Jangan tidur kalau perlu sampai selesai,” katanya saat harga bawang putih naik setara dengan harga daging.
Permasalahan ini seringkali membuat rakyat sengsara, terutama apalagi komoditas adalah bahan primer, bahan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ada baiknya kita mulai mencintai produk Indonesia sehingga tidak tergantung dengan impor dan para pelaku bisnis lokal dapat lebih diuntungkan sehingga kesejahteraan rakyat naik.
Baca juga :
Langkanya Tahu dan Tempe Menarik Perhatian SBY
Kedelai Naik, Tahu Tempe Pun Naik Rp 1000
Mari Jadi Dampak Buat Indonesia Melalui Media
Ingin Bayi Cepat Belajar? Ini Posisi Terbaik
Tips Mudah Cara Benar Pakai Parfum
Mengenal Makanan Indonesia : Pisang Molen
Haii, JCers yang Gabung di Bulan Maret 2013!!
Sumber : merdeka by lois horiyanti/jawaban.com