Berdasarkan survei melalui website yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 orang tua, setidaknya 70 persen di antara mereka mengatakan bahwa anak-anak mereka tidak lagi memiliki sifat kanak-kanak pada umur 12 tahun.
Dalam survei buatan Netmums ini, 45 persen orang tua mengatakan anak-anak menerima tekanan lingkungan sekitar supaya mereka menjadi kurus. Putri-putri mereka juga khawatir mengenai seberapa terkenal diri mereka dan seberapa banyak teman yang mereka miliki di Facebook.
Sementara itu, hampir semua orang tua yang disurvei merasa bahwa anak mereka berada dalam tekanan yang jauh lebih besar, dan perkembangannya sudah lebih cepat daripada generasi yang sebelumnya.
Lebih dari seperempat orang tua merasa putrinya mendapat tekanan terlalu dini untuk memiliki ketertarikan akan seks dan pacaran. Selain itu, anak lelaki juga mendapatkan tekanan untuk “menjadi macho sebelum mereka siap” dan meyakini bahwa “penampilan fisik adalah hal terpenting dari seseorang”.
Kondisi ini kemungkinan besar dipicu oleh gabungan dari tekanan teman sebaya, budaya yang ditampilkan selebritis, dan media. Sepertiga orang tua meyakini bahwa internet berpengaruh besar dalam perkembangan anak-anak sehingga mereka bertumbuh terlalu cepat. Orang tua lainnya meyakini bahwa budaya ala selebritis dan obsesi akan seksualitas memegang peran penting dalam perubahan anak-anak mereka. Kemarahan sebagian orang tua juga tertuju kepada penyedia pakaian yang memasarkan rok mini dan crop top (atasan yang memperlihatkan bagian pinggang) bagi anak perempuan.
Dibandingkan dengan masa lalu si orang tua, remaja masa kini gemar menghabiskan waktu dengan menyendiri bersama iPad atau tablet. Padahal, saat usia 12 tahun, orang tua mereka sering bermain di luar bersama teman-teman. Di masa kini, hanya 23 persen anak-anak yang menghabiskan waktu senggang dengan membaca.
Salah satu pendiri Netmums, Siobhan Freegard mengatakan, “Percepatan kehidupan modern semakin tinggi, sampai-sampai merampas masa kecil anak-anak di masa lalu. Kombinasi mematikan yang terdiri dari marketing, media, dan tekanan teman sebaya, menciptakan anak-anak yang tidak lagi ingin dilihat sebagai anak-anak.”
Perubahan di era modern tidak bisa dielakkan, namun kita yang hidup di dalamnya selayaknya tidak lupa bahwa untuk segala sesuatu, ada waktunya.
Baca juga artikel lainnya:
Ingin Bayi Cepat Belajar? Ini Posisi Terbaik
Pilihlah Kursus yang Tepat untuk Anak Anda
Kisah Nyata Dada Suhada: Tukar Nyawa Anak dengan Uang
Karena Pendek dan Gendut, Igor Saykoji Dulu Sempat Minder
Bagaimana Caranya Memberkati Musuh?
Hari Tanpa Mencolok Kabel se-AS: 6 Alasan untuk Bebas dari Teknologi
Kisah Nyata Yosua, Pemuda yang Dijuluki Kurus-Tinggi-Ceking
Kisah Nyata Pemuda yang Dedikasikan Hidupnya Bagi Waria
Sumber : Christian Today UK | yk