7 Rekomendasi Gereja Untuk Pemerintah Papua

Internasional / 7 March 2013

Kalangan Sendiri

7 Rekomendasi Gereja Untuk Pemerintah Papua

Lois Official Writer
2915

Pendeta Socrates Sofyan Yoman prihatian atas konflik di Papua yang makin memanas, khususnya setelah insiden penembakan yang terjadi di Sinak, Kabupaten Puncak dan Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Kamis (21/2). Delapan anggota TNI dan empat warga sipil tewas seketika.

“Menyadari fakta dan pengalaman hidup penduduk asli Papua yang memprihatinkan seperti ini, kami pimpinan gereja Papua merekomendasikan tujuh hal kepada pemerintah dan pihak terkait,” katanya saat menggelar jumlah pers di Kota Jayapura, Papua, Rabu (6/3).

Pertama, pihak gereja meminta pemerintah dan aparat keamanan Indonesia mengungkap, mengawasi, dan menghentikan peredaran senjata dan amunisi ilegal. Kedua, pemerintah membuka diri terhadap pesan-pesan gereja, 11 rekomendasi MPR pada 9-10 Juni 2010, dan seruan anggota PBB dalam Sidang HAM pada 23 Mei 2012. Ketiga, gereja mendesak pemerintah Indonesia untuk menggelar kegiatan dialog damai guna menangkap aspirasi rakyat Papua.

Keempat, pihak gereja meminta agar pemerintah Indonesia membebaskan seluruh tahanan politik di Papua tanpa syarat dan membuka akses untuk delegasi PBB, wartawan asing, dan pekerja kemanusiaan yang ingin melakukan kunjungan. Socrates berharap pemerintah menghentikan upaya kriminalisasi terhadap perjuangan politik rakyat Papua.

Kelima, gereja meminta agar pemerintah Indonesia melihat peristiwa penembakan di Sinak tidak sepotong-potong. Rekomendasi keenamnya yaitu Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian dianggap gagal mengungkap pelaku kekerasan di Papua. “Ada kesan membiarkan penjualan senjata secara ilegal,” ujarnya. Yang terakhir, Socrates menghimbau kepada seluruh warga Papua dan unsur terkait lainnya untuk mempelajari secara seksama UU TNI/ Polri sekaligus mengawasi praktik kejahatan yang dilakukan pemerintah setempat dan aparat di Papua.

Perseteruan terjadi tentunya disebabkan karena ada dua kelompok yang saling bertentangan. Perseteruan terjadi, bukan disebabkan oleh kesalahan salah satu pihak tapi oleh kedua pihak. Satu-satunya cara berdamai adalah dengan saling memaafkan, mencari jalan keluar dengan musyawarah, dan dengan sikap yang mau menerima solusi.

 

Baca juga :

SBY : Perlu Solusi Berbeda Untuk Konflik Papua

Anggota DPR Asal Papua : Konflik Papua Ekspresi Kekecewaan

Bagaimana Caranya Memberkati Musuh?

Berbagai Masalah Anak dan Cara Penanganan Orangtua

Bahaya Masker dan Peranannya Dalam Kesehatan

Mengenal Makanan Tradisi Indonesia : Tumpeng

Haii, JCers yang Gabung di Bulan Maret 2013!!



Sumber : berita8.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami