Seorang pendeta di Buseresere, Tanzania, dibunuh oleh kelompok religius ekstrim yang menyerang gereja pentakosta, Sidang Jemaat Allah, pada tanggal 11 Februari 2013.
Mike McClaflin dari AG World Missions menyatakan bahwa kekerasan dan penganiayaan terhadap umat Kristen yang kian meningkat di Afrika telah menuai keprihatinan terhadap saudara-saudari yang ada di sana, terutama terhadap para pendeta.
“Kami berdoa bagi keluarga Pendeta Mathayo Kachili, juga pendeta-pendeta Sidang Jemaat Allah lainnya yang berada di Afrika Timur,” katanya.
Sementara itu, pengawas umum AG Tanzania, Barnabas Mtokambali, mengimbau para umat Kristen untuk tetap meneladan Kristus dalam menghadapai masalah ini.
“Sebagai umat Tuhan, kita tidak boleh merespon masalah ini dengan kekerasan dan kebencian seperti para pelaku kejahatan tersebut. Hendaknya kita meneladan Kristus dan merefleksikan citra diri-Nya dengan mengasihi dan berdoa bagi orang-orang yang mempermalukan dan menganiaya kita, dan tidak menyimpan dendam atas mereka,” kata Mtokambali.
Penganiayaan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis tertentu memang telah banyak memakan umat Kristen sebagai korban. Namun, ketika perbuatan tersebut dibalas dengan perbuatan yang sama, hal itu berarti merendahkan diri untuk menjadi serupa seperti mereka dan bukan seperti Kristus. Sebagai umat Kristus sejati, pencerminan akan hidup Kristus merupakan sebuah pembuktian yang ebih kuat daripada kata-kata atau ceramah manapun.
Baca juga artikel lainnya:
Daftar Lengkap Nominasi Piala Oscar 2013
Long Distance Relationship Can Work!
Jokowi: Saya Enggak Galak Kok