Peristiwa pelemparan bom Molotov ke 5 gereja di Makassar, Sulawesi Selatan, oleh orang tak dikenal dalam selang waktu hanya empat hari mengusik ketentraman warga sekitar. Seruan untuk meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak pun mengemuka.
"Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jangan membiarkan sejarah kekerasan intoleransi beragama berkembang biak di negeri Indonesia ini," ujar Melkior Wara Mas, Presidium Gerakan Kemasyarakatan Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (15/2).
Dalam pernyataan tertulisnya, Melkior meminta presiden secara tegas menindak setiap kasus pelanggaran kebebasan beragama dan beribadah. Lebih lanjut, ia pun mengharapkan agar negara jangan ikut bertindak represif dan berkontribusi terhadap tindakan intoleransi.
"Jajaran kepolisian pun hendaknya segera membentuk tim khusus untuk mengungkap pelaku pemboman, tangkap dan adili pelaku kekerasan agama," tukas Melkior.
Menurut pandangan PMKRI, pengabaian hak asasi manusia dalam hidup beragama membawa dampak negatif bagi keharmonisan antar sesama warga negara. Oleh sebab itu, PMKRI mengutuk keras tindakan pelemparan bom molotov di gereja atau pun rumah ibadah.
Salah satu ciri kepemimpinan pro-rakyat adalah ketika rakyatnya sedang mengalami persoalan ia tampil di sana untuk memberikan kesejukkan dan bahkan memberikan jalan keluar.
Berdiam diri atau menunggu persoalan menjadi lebih besar adalah tindakan kurang bijaksana karena itu justru membuat rakyat kehilangan kepercayaan kepada sang pemimpin. Bila sudah kehilangan kepercayaan maka pemimpin pun akan kesulitan menjalankan kebijakan apapun karena tidak akan ada rakyat yang mau mendukung.
Baca juga :
Kisah Nyata Suami yang Senang Menyakiti Hati Istrinya
Forum JC : Ide Untuk Pertemuan JCers Berikutnya
Mitos-Mitos Keliru Tentang Kanker
Kuserahkan Hidupku, Andalkan Sisi Keintiman
Atasi Masalah-Masalah Kesehatan Ini Dengan Coklat
Sumber : tribunnews.com / budhianto marpaung