Makanan Dalam Perspektif Alkitab

Info Sehat / 15 February 2013

Kalangan Sendiri

Makanan Dalam Perspektif Alkitab

Puji Astuti Official Writer
13353

Makanan merupakan hal pokok yang direncanakan sejak awal oleh Tuhan Allah. Makanan sebagai esensi dari kehidupan juga salah satu hak bagi manusia. Sebelum manusia diciptakan Tuhan terlebih dahulu menciptakan sumber makanan. Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Kejadian 1: 29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.” Tuhan menciptakan  tumbuhan pada hari ke tiga. Tuhan memberikan hortikultura yaitu tumbuhan berbiji (kacang-kacangan) dan buah-buahan menjadi makanan manusia. Sedangkan Daun dan rumput menjadi makanan binatang.

Kej 3:17-18 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu.  Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu”. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka mulai memakan berbagai sayuran. Efek yang terlihat tentu saja baik karena menunjukkan umur yang panjang. Adam meninggal pada usia 930 tahun (Kej 5:5).  Set, berusia 912 tahun.  Metusalah jika pada zaman sekarang mungkin akan memenangkan world record karena meninggal pada usia 969 tahun sebagai manusia tertua (Kej 5:27).

Peristiwa bahtera Nuh Tuhan sudah memerintahkan agar Nuh menyiapkan pasokan makanan yang cukup selama di dalam bahtera baik bagi keluarganya maupun bagi binatang-binatang yang dibawanya. Kej 8:20 “Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu”.  Ketika keluar dari bahtera Nuh mulai menggunakan binatang sebagai persembahan sama seperti yang pernah dilakukan oleh Habel. Kej 9:3 “Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau.  Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan”.  Tuhan mulai memberi arahan untuk memakan daging. Mungkin saja pada saat itu tumbuhan sudah banyak yang rusak setelah air bah. Nuh pada saat itu menjadi petani anggur pertama (kej 9:20). Anggur juga baik untuk kesehatan, di dunia barat anggur dipakai sebagai minuman yang menghangatkan. Selain itu anggur juga baik untuk kesehatan. Paulus pernah menyarankan agar Timotius meminum sedikit anggur yang baik untuk lambungya (1 Timotius 5:23; Lukas 10:34).

Alkitab menunjukkan proses urutan yang sesuai piramida makanan yaitu bagian bawah biji-bijian sebagai karbohidrat, kemudian buah dan sayuran untuk asupan vitamin, berikutnya daging dengan kandungan protein dan lemak. Semakin ke bawah menunjukkan penggunaan yang lebih banyak. Daniel dan ketiga kawannya sebagai pemakan sayuran sudah membuktikan tingkat kecerdasannya sehingga ia pun menarik perhatian Raja Nebukadnezar (Daniel 1).  Kandungan vitamin, mineral, antioksidan, serat dalam sayuran memang tak diragukan lagi. Sehingga gerakan vegan di masyarakat sudah banyak digencarkan.

Pada zaman Israel di padang gurun Tuhan juga memelihara umat-Nya dengan cara menyediakan makanan. Tuhan menyediakan roti manna dan burung puyuh. Mereka mengincar suatu tempat yang kaya susu dan madu yaitu Tanah Kanaan. Tuhan mengharapkan bangsa Israel mampu menguasai  wilayah yang membuat kehidupan mereka baik dan sehat. Karena susu dan madu adalah kandungan protein dan gizi tinggi. Dikatakan bahwa penduduk daerah itu berperawakan besar. Bisa saja karena makanan yang mengandung gizi  dan kandungan protein tinggi membuat tubuh yang sehat dan perawakan gagah. Dalam perjanjian baru juga disebut Yohanes yang berperawakan besar menyukai makanan belalang dan madu (Mat 3:4).

Tuhan juga mengajari berbagi kasih melalui makanan contohnya dalam perjanjian lama kisah tentang janda Sarfat memberi roti terakhirnya kepada nabi Elia. Mukjizat lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang merupakan peristiwa besar. Paskah juga merupakan perjamuan makan bersama yang dirayakan sampai saat ini.

 Kisah Alkitab mengungkapkan tentang ketahanan pangan di Mesir pada masa Yusuf diangkat sebagai penguasa setelah mimpinya tentang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan (Kejadian 41:37-57). Yusuf mengusahakan agar lumbung-lumbung di isi dalam periode tujuh tahun kelimpahan itu sehingga pada tujuh tahun berikutnya masa paceklik mempunyai persediaan cukup. Kejadian 41:56-57 “Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir,   sebab makin hebat kelaparan  itu di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf,   sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi”. Alkitab mencatat bahwa saudara-saudaranya juga datang untuk membeli gandum (Kejadian 42).

Baru-baru ini isu ketahanan pangan begitu hangat kedengaran. Pasokan makanan impor lebih meningkat dibanding produk lokal. Berbagai permasalahan, penyebab, dan solusinya dibahas dan penyusunan RUU  pangan oleh DPR RI akan sangat mempengaruhi perkembangan kedaulatan dan ketahanan pangan. Tahun 2014 sebagai target swasembada pangan untuk lima komoditas strategis: beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Mengingat gandum sebagai bahan makanan yang sehat juga membuat ketergantungan negara pada impor. Menurut data statistik, target swasembada beras 10 juta ton sulit tercapai karena tidak mudah menekan laju konversi lahan sawah menjadi fungsi lain. Dua hal yang perlu dipertahankan adalah ketersediaan pangan dan penekanan jumlah penduduk yang meningkat sebagai konsumen. Makanan yang sehat adalah hak manusia agar dapat menjalankan kehidupan dengan baik. Indikator ketersediaan pangan bisa dilihat dari jumlah balita busung lapar/ kekurangan gizi. Diharapkan kejadian ini dapat semakin menurun persentasenya. Mewujudkan ketahanan pangan demi gizi baik masyarakat adalah tugas semua manusia.

Penulis :

Maria Timmen Surbakti, kelahiran Medan, 15 Juni  1988. Setelah mengemban pendidikan di fakultas kedokteran gigi Denpasar sekarang aktif sebagai pekerja sosial.  Aktivitas sosial terutama bidang pangan dan air; kesehatan khususnya hiv/aids, malaria, dan bidang kesejahteraan masyarakat lainnya. Beberapa tulisannya pernah di muat media, antara lain di: Radar Bekasi, Bekasi Ekspress, Koran Lokak Palembang, hminews.com, medanbagus.com, dll.


Sumber : Maria Timmen Surbakti
Halaman :
1

Ikuti Kami