Hacker situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wildan Yani S (22), yang ditangkap di Jember, Jawa Timur, Jumat, 25 Januari 2013 lalu oleh Direktorat Tindak Pidana Khusus Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, mengaku hanya iseng saja melakukan hacking atau meretas situs www.presidensby.info itu.
“Dengan motif iseng saja, hanya mengganti tampilan,” kata Direktur II Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Arief Sulistyo, di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta Selatan, Selasa, 29 Januari 2013 kemarin.
Arief menyebutkan bahwa retasan yang dilakukan Wildan hanyalah mengganti tampilan halaman depan situ Presiden. Retasan Wildan menyebabkan laman tersebut menampilkan layer belakang hitam dengan tulisan “Hacked by MJL007” berwarna hijau di bagian atas, dan sebuah logo dan tulisan “Jemberhacker Team” berwarna putih di bagian bawah.
Menurut Arief, penangkapan tersebut dilakukan melalui investigasi online terhadap situs www.jatireja.network yang merupakan Internet Service Provider (ISP) yang digunakan untuk meretas presidensby.info.
"Ini (www.jatireja.network) adalah internet service provider. Dari hasil online investigation, kami dapatkan identitas dengan rangkaian yang panjang atau IP adress-nya, dan posisinya di Jember. Posisi itu adalah warnet sehingga saat itu online langsung kami lakukan penangkapan," kata Arief menjelaskan.
Di Jember, 2 unit CPU disita, dan 5 orang saksi yang merupakan pengelola situ tersebut diperiksa. Sementara itu Wildan saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Sejak penangkapan Wildan, sebuah kelompok hacker internasional ternama, Anonymous, menyatakan “perang” terhadap Pemerindah Republik Indonesia dengan menumbangkan situs-situs berdomain “.go.id”, seperti sub-domain situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenhuk dan HAM, Kemensos, dan Kemenparekraf, bahkan Indonesia.go.id.
Anonymous menuliskan pernyataan di Twitter melalui akun mereka, “Government of Indonesia, you cannot arrest an idea NO ARMY CAN STOP US #Anonymous #OpFreeWildan #FreeAnon” (Pemerintah Indonesia, kalian tidak bisa membatasi sebuah pemikiran. Tidak ada pasukan apapun yang bisa menghentikan kami).
Kemajuan teknologi memberikan efek baik positif maupun negatif kepada manusia. Di satu pihak, keberadaan hacker merupakan sebuah bentuk dari integritas anak bangsa dalam hal teknologi. Sebenarnya, apabila diarahkan ke hal-hal positif, hacker-hacker tersebut dapat menjadi sebuah aser besar bagi negara. Hanya saja, sanggupkah pemerintah mengajak mereka bekerja sama?
Baca juga artikel lainnya:
Ini Alasan Sesungguhnya Stoner Pensiun Dari MotoGP
Kulit Gatal Karena Air Banjir? Atasi Dengan Sabun Antiseptik !
Senjata Nuklir Kalahkan Hak Asasi Manusia