Penduduk Mali Tidak Bisa Masuk Gereja

Internasional / 26 January 2013

Kalangan Sendiri

Penduduk Mali Tidak Bisa Masuk Gereja

Zee Official Writer
4343

Uskup Augustin Traore yang bertugas di keuskupan di Mali menyatakan bahwa para penduduk Mali bersembuyi di rumah mereka dan tidak berani keluar. Walaupun gereja mereka masih utuh, masyarakat tetap takut masuk karena gereja mereka terletak di jalur operasi pemberontak Islam sehingga hal tersebut dapat membahayakan keutuhan gereja-gereja katolik di Mali.

“Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi sampai kericuhan karena bom Perancis dan pertikaian berakhir,” kata Uskup Traore 16 januari lalu.

Di saat yang sama pasukan perang Perancis telah bersiap untuk menghadapi pemberontakan di Diabaly, 145 km di utara Segou.

Sementara itu Uskup Traore juga menambahkan bahwa hubungan antara orang-orang Kristen dan Muslim di Mali masih tergolong baik menurut skala lokal dan tidak terpengaruh oleh pemberontakan-pemberotakan Islam karena masyarakat masih sangat berkomitmen terhadap karakter sekuler Mali.

“Masyarakat di sini sangat berharap agar konflik ini segera berakhir. Kebutuhan mereka sangatlah mendesak, termasuk kebutuhan tempat yang aman untuk berdoa dan memuji Tuhan,” kata Uskup Traore.

Pemberontakan etnik Tuareg yang menuntut negara bagian terpisah telah menyerbu sebagian besar negara Mali bagian utara. Etnik Tuareg beroperasi bersama dengan grup Islam Ansar Eddine yang dipercayai sebagai bagian dari al-Qaida.

Sean Gallagher, perwakilan Catholic Relief Services, Layanan Bantuan Katolik di Mali mengabarkan bahwa agen pengembangan keuskupan internasional di Amerika telah memberikan bantuan untuk orang-orang yang melarikan diri dari daerah-daerah Keuskupan Mopti yang telah diduduki oleh para pemberontak.

Ia menambahkan bahwa banyak yang sudah melarikan diri ke Segou namun karena ancaman pemberontak di Segou dan Mopti telah meningkat, maka meteka akan bergerak kea rah selatan menuju Bamako.

Uskup Agung Jean Zerbo di Bamako mengingatkan para umat Kristen untuk tetap berharap bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, karena walaupun komunitas internasional telah banyak membantu, namun nasib penduduk Mali akan tetap ada di tangan mereka sendiri.

Kekacauan di Mali merupakan satu dari banyak kasus mengerikan yang terjadi pada umat Kristen di seluruh dunia. Dukungan doa dari saudara-saudara Kristen akan sangat mambantu saudara-saudara kita untuk tetap kuat dalam menghadapi musibah tersebut.


Baca juga artikel lainnya:

Vina Panduwinata Nyaris Terjebak Banjir di UOB Plaza

Single dan Bahagia

Meraih Kekayaan di Tahun Baru (Part 1)

Sumber : christiantelegraph.com / Zee
Halaman :
1

Ikuti Kami