Peristiwa Benghazi yang terjadi pada 11 September 2012 lalu meninggalkan kasus yang belum terselesaikan hingga kemaren, yaitu mengenai tewasnya Duta Besar AS, John Christopher Stevens bersama tiga staf lainnya di Kantor Konsulat Jenderal AS di Benghazi, Libia. Seperti yang dilansir dari portal berita cnn.com, Hillary Clinton, selaku Duta Besar AS mengatakan bertanggung jawab dalam serangan tersebut (23/1).
Dalam awal pernyataan pembukaannya di sidang Senat tadi malam (23/1), Clinton mengatakan bahwa serangan militan Islam di Benghazi terjadi pada situasi konflik atau non-vakum. Dia menambahkan bahwa sebenarnya pihak AS sudah mengupayakan berbagai tindakan untuk menjamin keamanan pihak internalnya di Benghazi. Akan tetapi, amuk massa yang menentang film buatan Amerika Serikat tersebut yang dianggap menghina Nabi Muhammad semakin menjadi-jadi sehingga mendorong sekelompok pria bersenjata untuk menyerang kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Benghazi. Pada kasus ini, para anggota kongres senat AS mempertanyakan kenapa Clinton pada saat itu tidak menambahkan aparat keamanan di pos-pos wilayah konflik, seperti Libia.
Beberapa hari mendatang, Clinton akan diperkirakan mundur dari jabatan Menteri Luar Negeri dan mengangkat John kerry sebagai pengganti Menlu AS yang baru.
Sumber : cnn.com/eva