Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) masih belum memutuskan nama dari kurikulum baru yang akan diterapkan pada Juli mendatang. Pasalnya, menurut mereka kurikulum baru ini masih merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Anggota Panitia Kerja (Panja) Kurikulum, Zul Fadli, menyatakan bahwa ia tidak mengerti mengapa di dalam dokumen resmi, kurikulum baru tersebut masih diesbutkan sebagai kurikulum KTSP.
“Padahal ini konsepnya berbeda kalau dilihat," ujar Zul.
Ia juga berpendapat bahwa usulan untuk tetap menamai kurikulum baru ini sebagai Kurikulum KTSP tidaklah memungkinkan.
"Sudah namakan saja Kurikulum 2013. Kalau kemarin ada usulan sebagai Kurikulum Pengembangan KTSP ini tidak bisa. Karena secara mendasar ini beda jauh dengan KTSP,” kata Zul pada Rapat Dengar Pendapat di Ruang Rapat Komisi X, DPR RI, Jakarta, Rabu 16 Januari 2013 kemarin.
Mengenai kurikulum baru ini, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim menambahkan bahwa basis kurikulum tersebut masih difokuskan kepada tiap satuan pedidikan atau sekolah. Mereka hanya menyediakan desain minimalnya saja sehingga sekolah berhak menambahi sebanyak mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.
“Memang substansinya kami yang buat. Tapi pengelolaannya tetap pada satuan pendidikan seperti KTSP,” kata Musliar.
Pergantian kurikulum yang terjadi terus menerus beberapa tahun belakangan ini membuat proses belajar-mengajar semakin menjadi tidak stabil. Dari penghapusan Bahasa Inggris dari kurikulum Sekolah Dasar, penghapusan status RSBI, dan penggantian kurikulum KTSP, telah mengindikasikan bahwa pemerintah sendiri masih belum bisa menentukan apa yang mereka harapkan dari para penerus bangsa Indonesia.
Apabila pemerintah tidak segera menentukan kurikulum yang pasti, kualitas pendidikan di Indonesia akan mulai diragukan. Oleh karena itu, diharapkan pergantian kurikulum kali ini adalah yang terakhir kali sehingga pendidikan Indonesia tidak lagi menjadi kelinci percobaan.
Baca juga artikel lainnya:
Rossi ke Yamaha, Dovizioso : Saya Ingin Mengalahkannya
A Free Gift for All: Pembagian Injil Gratis oleh Gereja
Jangan Pacaran Kalau Hanya Demi Status