Hampir banyak cerita dari pasangan suami isteri menyatakan gagal untuk melaksanan komitmen mereka untuk memulai dan tetap tekun berdoa setiap hari.
Kebanyakan pasangan suami isteri berusaha melakukan ibadah bersama di pagi dan malam hari, namun selalu berakhir dengan kegagalan. Hal itu disebabkan dua alasan utama:
1) Jadwal yang sering bertabrakan / kesibukan kerja;
2) Waktu dan kegiatan doa/ibadah menjadi liturgi rutinitas yang membosankan.
Pertanyaan mendasar apakah Allah menghendaki manusia melakukan sesuatu yang dengan dasar terpaksa, ketakutan dan membosankan?
Apakah seseorang menjadi bahagia ketika ia menikah bertahun-tahun dengan hati yang terpaksa dan tidak pernah melakukan komunikasi dua arah? Atau tetap berbicara hanya pada saat-saat tertentu saja?
Demikian juga bila suami isteri melakukan doa dan ibadah kepada Allah, seharusnya dilakukan atas dasar cinta, kedekatan dan kesadaran bahwa TUHAN itu baik, lemah lembut dan rendah hati.
Jika suami isteri mengalami pencerahan seperti ini maka ibadah suami isteri akan mengalami terobosan karena tidak dibatasi jam tertentu atau sikap ritual yang kaku.
1.Doa dan ucapan syukur bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja; Bisa sebelum makan, setelah makan, atau saat diskusi, atau saat nonton tv, atau saat membuat anggaran ekonomi, atau saat ada masalah atau juga sebelum tidur.
2.Doa dilakukan tanpa harus ada sikap/posisi yang kaku dan baku; Tidak perlu ada kepala yang ditundukkan, kadang tidak harus dengan mata tertutup walau begitu kadang kita spontan bisa dengan sikap berlutut, kadang duduk santai, kadang sambil tiduran dan kadang sambil berdiri.
Ingat dan percayalah bahwa sejak tabir bait suci terbelah sudah ada kemerdekaan bagi manusia untuk bergaul dengan Allah yang suci, karena darah dan kematian Yesus sudah menyelesaikan serta membersihkan semua dosa dan masalah manusia.
3.Untuk durasi lamanya berdoa pun tidak ada batasan dan kewajiban, kadang bisa 30 detik, kadang bisa lebih dari satu jam! Yang pasti begitu mesra dengan Allah dan tidak membosankan. Sebab saat berdoa suami isteri juga bisa mempraktekkan untuk peka terhadap suara Roh Kudus dan Firman-Nya dan komunikasi dua arah bisa terjadi serta mengalir dengan bebas.
4. Doa atau ibadah juga tidak perlu ada rundown, tidak perlu pola tertentu atau ada hukum yang kaku dan baku, bahkan tidak perlu ada list yang panjang kepada TUHAN. Yang pasti suami isteri bisa menjadi bergairah dalam bersekutu atau bergaul dengan Allah.
Jadi bagaimana memulainya?
Mulailah dengan kesadaran bahwa TUHAN itu baik dan kesadaran bahwa suami isteri perlu kehadiran TUHAN setiap harinya. Selain itu mulailah dengan iman terhadap setiap janji TUHAN dan dasari segala ibadah kita pada Injil Kerajaan Allah.
Baca Juga :
Makanan Penambah Umur Panjang (Part 1)
Lebih Dari 4000 Siswa Komit Jadi Misionaris
Pribadi Yang Sangat Peduli Kebahagiaan Manusia
Suku Manasye Kembali ke Israel, Nubuatan Digenapi
Kristen di RRC Pakai Sosial Media Internet Untuk Misi
Jalan Cepat 3 Jam Per Minggu Lindungi Wanita dari Stroke
Sumber : jawaban.com / jp.mamora