 
				
								
							 
					Markus 2 : 22
Demikian  juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong  kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong  itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi  anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Ayat  ini merupakan jawaban atau apologetika (argumentasi) dari mulut Yesus  Kristus sendiri. Dengan spontan Yesus memberikan penjelasan atas  pertanyaan orang-orang yang membandingkan murid-muridNya dengan  murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi yang sedang berpuasa,  sementara Yesus Kristus dan murid-muridNya tidak  berpuasa.([kitab]marku2:18[/kitab])
Dalam ayat ini Yesus Kristus hendak menjelaskan bahwa Pribadi dan Ajaran-Nya adalah Anggur Baru  yang tidak bisa dimengerti dan diterima jika mereka masih menggunakan  pola/sistem dan kerangka berpikir agamawi mereka yaitu tradisi dan  kebiasaan yang sudah usang, termasuk dalam hal berpuasa.
Pertanyaannya apakah puasa murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi ini salah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan sama-sama pelajari hal ihwal tentang puasa mereka.
1)Apa yang membuat mereka berpuasa?
Mereka berusaha melakukan kehendak Allah dengan menjalani tradisi atau kebiasaan suku bangsa mereka. Dan  memang puasa yang dilakukan kebanyakan orang Israel/Yahudi bertujuan  untuk memperoleh pengampunan maupun perkenanan dari TUHAN  ([kitab]yunus3:5[/kitab]).
Namun  saat itu puasa juga menjadi seperti label/cap yang menunjukkan bahwa  seseorang itu terlihat saleh dan dekat dengan  Allah.([kitab]matiu6:16[/kitab]; [kitab]matiu23:5[/kitab])
2)Lalu apa makna dan tujuan yang hakiki dari berpuasa?
Sebenarnya  makna dan tujuan yang hakiki dari berpuasa menurut Kitab Perjanjian  Lama adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri/bertemu kepada Allah,  atau salah satu sikap bertobat dengan tujuan memohon pengampunan dan  perkenananNya. Dan semua tujuan itu diwujudkan dengan sikap berkabung, tidak makan serta minum selama beberapa hari.
Tapi  pada akhirnya label atau cap kesalehan tersebut yang semakin nampak  pada seseorang yang berpuasa dan bukan pada hal yang hakiki dari puasa,  sebab mereka menjadikan kebiasaan mengenakan kain kabung dengan kepala  diberi abu sebagai bentuk ibadah dan kebanggaan. Maka dari itu seseorang  yang berpuasa menurut kebiasaan tersebut dapat dibedakan secara  fisik,([kitab]nehem9:1[/kitab]; [kitab]imama16:29[/kitab])
3)Apakah orang-orang tersebut berpuasa dengan benar?
Jika  puasa sudah menjadi kebiasaan atau tradisi suatu agama dan tidak lagi  sesuai dengan hakikat puasa itu sendiri maka kita bisa mengetahui dengan  pasti kalau mereka berpuasa bukan atas kehendak Allah. Lagi  pula tujuan utama puasa yang awalnya untuk pertobatan justru jadi  sarana “pameran dan label” kesucian/kesalehan para ulama dan orang-orang  yang beragama.
4)Puasa Yang Benar Membuat Orang Bertemu TUHAN
Selain itu jika mereka berpuasa dengan benar seperti Nabi Simeon atau Nabiah Hana, yang menyambut bayi Yesus dan mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia, tentunya  mereka juga akan mendengar suara Allah (Suara Roh Kudus) seperti Simeon  dan Hana sehingga mengetahui dengan pasti kalau mereka sedang  berhadapan dengan Anak Tunggal Allah atau Sang Imanuel.  ([kitab]lukas2:25-38[/kitab])
Artinya  jika kebanyakan mereka sungguh-sungguh saleh dan berpuasa serta berdoa  dengan benar pasti akan tahu kalau Yesus Kristus itu Tuhan dan  Juruselamat yang berkuasa mengampuni dosa mereka. Setidaknya mereka akan  besyukur atas apa yang telah dilakukan Yesus Kristus: berkuasa  menyembuhkan orang sakit, berkuasa mentahirkan orang kusta, berkuasa  mengusir setan-setan/roh-roh jahat, berkuasa atas badai dan gelombang  laut, berkuasa mencipta, berkuasa mengampuni dosa dan berkuasa atas  kematian.