Pada hari Jumat 24 Agustus 2012 Sekolah Tinggi Theologia Graphe (Graphe International Theological Seminary) yang ada di Sunter Agung, Jakarta, mengadakan debat terbuka yang membahas tentang pemahaman teologi John Calvin, terkusus tentang poin “Unconditional election/Pemilihan TUHAN Yg Tanpa Syarat” dan tentang “Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus)”
Acara debat terbuka ini merupakan kelanjutan perdebatan di email dan website antara Pdt. Budi Asali, M.Div dengan Dr. Suhento Liauw dan Dr. Steven Liauw.
Dalam debat terbuka pada sesi pertama Pdt.Budi Asali, M.Div dan Pdt.Esra Alfred Soru, S.Th.(mewakili kelompok calvinisme) mengomentari dan menyanggah setiap tulisan dari kelompok Dr.Suhento Liauw yang mereka anggap sebagai fitnahan dan pendapat yang salah terhadap calvinisme.
Ada pun pendapat yang dianggap memfitnah tersebut adalah: 1) Mereka menyamakan calvinisme dengan hypercalvinisme 2) Mereka menuduh calvinisme berkeyakinan bahwa Allah memaksakan kehendakNya atas manusia, karena dalam minus kekekalan atau sebelum segala sesuatunya ada, Allah sudah memilih sebagian orang untuk diselamatkan dan sebagian orang untuk dibinasakan 3) Menuduh bahwa kaum calvinis tidak mengetahui secara pasti apakah seseorang dipilih atau tidak 4) Mereka juga menuduh bahwa calvinisme tidak memiliki dasar yang Alkitabiah
Dalam menyanggah setiap pendapat dan pandangan dari kelompok Dr.Suhento Liauw, Pdt.Esra maupun Pdt.Budi Asali berpegang teguh bahwa kelompok yang anti calvinisme tidak pernah bisa membuktikan ayat-ayat Alkitab yang secara eksplisit menjelaskan tentang pemilihan Allah yang berdasarkan kedaulatanNya sejak sebelum segala sesuatu ada seperti di Kisah Rasul 13:48, Efesus1:4-5 dan 11, Roma 9:11-16 serta 2 Tes 2:12-13
Selesai pemaparan pihak calvinisme selama 30 menit pertama maka giliran pihak Baptis Independen mengemukakan pendapat. Dr.Steven Liauw menjelaskan bahwa mereka tidak salah dalam menanggapi keyakinan calvinisme terlebih kalau dituduh memfitnah. Dr.Steven Liauw mengutip pernyataan Pdt.Budi Asali yang mengatakan bahwa Allah memilih “semau gue” dalam memilih atau menentukan orang-orag yang mau Ia selamatkan dan itu artinya calvinisme meyakini kalau Allah tidak menciptakan manusia dengan kehendak bebas.
Dr.Steven maupun dr.Andrew Liauw juga menjelaskan kepada pihak calvinisme bahwa mereka tidak memfitnah melainkan mengutip dari tulisan-tulisan John Calvin maupun tokoh-tokoh calvinisme lainnya yang menurut mereka tidak sesuai dengan karakter Allah yang adalah kasih.
Dengan tegas dan jelas Dr.Steven Liauw menyatakan bahwa mereka tidak memperdebatkan atau membela soal kehendak bebas manusia melainkan lebih mempertaruhkan reputasi dan karakter Allah. Karena kalau Allah yang menentukan manusia tidak diselamatkan itu artinya Allah tidak memiliki kasih.
Lagi pula ayat-ayat yang dipaparkan dari pihak calvinis mengenai kata “dipilih” atau “memilih”, menurut Steven Liauw tidaklah tepat kalau diartikan sebagai unconditional election. Setiap kata “pilih” di Alkitab tidak selalu berkaitan dengan keselamatan.
Selama tiga jam sesi pertama berlangsung masing-masing kubu tetap berkeyakinan akan pandangan iman mereka. Masing-masing kubu memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat pemilihan Allah terhadap manusia yang diselamatkan.
Namun dari setiap perbedaan pendapat yang dipaparkan masing-masing kubu mengakui bahwa dalam “minus kekekalan atau sebelum segala sesuatunya ada”, Allah itu Maha Tahu, dan karena Allah Maha Tahu maka Ia sudah melihat jauh ke depan dan sudah mengetahui bahwa: 1) semua manusia jatuh dalam dosa, 2) Yesus Kristus akan datang ke dunia, 3) ada orang yang beriman kepada Tuhan Yesus dan ada yang tidak mau beriman kepada Tuhan Yesus, 4) ada orang yang mau diselamatkan dan ada orang yang tidak mau diselamatkan