Cara Agar Anak Anda Menghargai Uang

Parenting / 8 July 2012

Kalangan Sendiri

Cara Agar Anak Anda Menghargai Uang

daniel.tanamal Official Writer
4637

Menanamkan kesadaran dalam mengelola uang adalah sebuah pelajaran penting yang harus diajarkan kepada anak selagi masih kecil. Mungkin bagi beberapa orang hal itu sangat sulit dilakukan. Namun ada beberapa cara sederhana yang akan mampu membuat anak mengerti akan pentingnya mengelola uang secara benar.

Menurut ekonom dan profesor di departemen ilmu-ilmu sosial, University of Minnesota,  Sharon Danes, Ph.D, secara sadar dan tidak banyak orangtua yang membentuk cara anak berhubungan dengan uang melalui ucapan dan perilaku. “Sikap orang tua terhadap uang akan berdampak pada seluruh keluarga, dan bisa sangat berpengaruh terhadap nilai keuangan yang dianut anak,” ungkapnya.

Disinilah peran kita dalam menyaring pesan-pesan tentang uang yang Anda berikan saat ini kepada anak, harus dilakukan. Dirilis dari parenting.com, berikut adalah beberapa pesan yang tanpa sengaja mungkin sering Anda tanamkan di benak si kecil – dan bagaimana mengurangi dampaknya.

Pesan Pertama: “Kita tak mampu membelinya!”

Dampak emosional: Terlepas dari niat untuk mendidik, menyatakan bahwa keluarga Anda ‘tak punya uang’ bisa jadi bumerang. Salah-salah, si kecil malah merasa Anda menganggapnya ‘serakah’.

Untuk mengimbangi: Buatlah rencana bulanan. Kumpulkan seluruh keluarga dan tanyakan pada tiap orang, apa benda favorit mereka. Kemudian rencanakan pembelian secara bergiliran. Seminggu (atau sebulan) sekali, seorang anak berhak mendapatkan sesuatu. Pesan penting yang ingin disampaikan adalah bahwa dalam keluarga, semua perlu dilakukan bergiliran; semua berhak mendapatkan sesuatu yang menyenangkan; dan bahwa menabung tidaklah mengurangi rasa senang saat kita berhasil membeli benda-benda yang diinginkan.

Pesan Kedua: “Pilih, saja sayang..”
Dampak emosional:
Anak bisa menjadi manja..

Untuk mengimbangi: Strategi terbaik adalah menghindari godaan. Jika Anda harus pergi ke toko, tegaskan pada anak-anak bahwa Anda hanya akan membeli benda-benda yang ada dalam daftar. Butuh waktu untuk mengubah anak yang biasa mendapatkan segalanya. Tapi Anda akan tercengang melihat mereka cukup cepat beradaptasi

Pesan Ketiga: “Tak usah membanding-bandingkan. Satu saja cukup, kan?”
Dampak emosional:
Masalahnya bukanlah budaya konsumtif, tapi asumsi instan Anda yang ‘menuduh’ anak serakah. Pahami bahwa anak memang sedang belajar tentang konsep ‘kekayaan’ dengan cara membandingkan. Jika Anda bereaksi negatif, kemungkinan ia hanya akan melihat bahwa Mama marah padanya, tapi tak mengerti kenapa.

Untuk mengimbangi:  Jangan bersikap defensif saat si kecil pulang dengan segudang cerita soal ‘harta karun’ teman-temannya. Sebelum Anda menguliahinya soal materialisme, berhentilah sejenak dan simak apa yang ingin ia katakan. Jangan langsung memotong-tanyakan apa pendapatnya. Hari ini, mungkin putri kecil Anda hanya akan bercerita tentang koleksi boneka temannya. Minggu depan, atau sepuluh tahun lagi, masalahnya akan lebih kompleks.

 


Sumber : www.parenting.co.id
Halaman :
1

Ikuti Kami