Kosmetik Asli VS Palsu, Begini Awasinya

Fit & Charming / 4 July 2012

Kalangan Sendiri

Kosmetik Asli VS Palsu, Begini Awasinya

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
18931

Produk kosmetik menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari dunia wanita. Namun ironinya, banyak oknum tidak bertanggung jawab yang tega menjual produk-produk palsu kepada masyarakat. Kurangnya pengetahuan masyarakat serta pengawasan hukum yang minim juga membuat produk aspal (asli tapi palsu) ini bisa beredar luas di pasaran.

Dilansir dari laman Kompas, berikut beberapa tips untuk mengetahui asli tidaknya suatu produk kosmetik :

1.Ada Harga Ada Barang

Menurut Maria D Dwiano, Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia, salah satu cara untuk mengetahui keaslian suatu produk adalah dengan memperhatikan harga barang tersebut. "Kalau harga yang ditawarkan tidak wajar, misalnya terlalu murah, sebaiknya berhati-hati," ungkap Maria.

2. Ada Nomor Registrasi BPOM

Badan Pengawas Obat dan Makanan mempunyai standar tertentu untuk memastikan sebuah produk layak dipasarkan atau tidak. Adanya nomor registrasi BPOM akan membantu Anda untuk mengetahui apakah produk tersebut aman dan asli.

3. Baca Kandungan Produk

Ketahui keamanan kandungan dan bahan yang digunakan suatu produk, yang bisa dilihat pada wadah dan kemasan. Bahan berbahaya yang dilarang dipakai di kosmetik oleh BPOM antara lain merkuri, hidrokinon, asam retinoat/tretinoin atau tretinoin acid, juga Rhodamin B.

4. Kenali Varian Produk

Kenali varian produk atau kemasan. Biasanya produk palsu menggunakan kemasan yang berbeda, misalnya kalau produk asli memakai bahan kaca, produk palsunya memakai bahan plastik. "Bila masih ragu dengan keaslian atau varian produk yang akan dibeli, jangan segan menghubungi nomor layanan konsumen yang tercetak di kemasan," saran Bambang Sumaryanto, External Director PT P&G Indonesia.

5. Beli di tempat terpercaya

Tips terakhir namun tidak boleh diabaikan menurut Bambang adalah, biasakan untuk membeli produk di toko atau gerai yang sudah terpercaya karena biasanya mereka hanya mengambil produk dari distributor atau pabrik langsung. "Yang banyak jadi korban adalah retailer kecil yang membeli produk dari sales keliling," ungkapnya.

Sumber : kompas/vina
Halaman :
1

Ikuti Kami