Demi Uang, Yohanes Rela Jadi Debt Collector Sadis

Family / 27 July 2012

Kalangan Sendiri

Demi Uang, Yohanes Rela Jadi Debt Collector Sadis

Budhi Marpaung Official Writer
11731

Namaku Yohanes Theofilus, pekerjaanku adalah debt collector (penagih hutang) di sebuah perusahaan leasing motor. Sebagaimana profesiku, tugasku hari-hari menagih utang dan menyita motor-motor dari orang-orang yang berkasus dengan kantorku.

3 bulan pertama, pekerjaanku sungguh jauh dari apa yang diharapkan pimpinanku. Aku hampir menyerah dengan keadaan ini, namun seorang teman kantor tiba-tiba mengajakku untuk pergi ke seorang paranormal dan ajakan itu pun ku sambut dengan tangan terbuka.  

Sampai disana, aku disuruh duduk oleh dukun yang ternyata adalah seorang perempuan ini. Berbagai ritual yang disuruhnya pun aku ikuti sampai selesai. Namun, sepulang dari sana, aku tak merasakan adanya perubahan di dalam diriku.

Barulah pada keesokan harinya, saat aku bekerja di lapangan untuk melihat-lihat adakah motor berkasus dengan kantorku yang melewati jalan itu, hal yang aneh terjadi di dalamku.

Suatu suara tiba-tiba ku dengar dari telingaku yang seperti hendak menunjukkan bahwa ‘motor itu berkasus, motor itu tidak’. Sejak hal “aneh” ini terjadi, aku setiap hari selalu pulang membawa hasil. Tidaklah mengherankan jadinya jika aku dan beberapa teman setimku menjadi anak-anak kesayangan boss.

Sebagai wujud baktiku dan tidak ingin mengecewakan atasan, aku pun selalu bekerja maksimal. Setiap aku mendapati motor berkasus, aku selalu pasti mengambilnya. Jalan kekerasan bahkan kerap aku ambil jika si pengendara motor  berkasus – mau itu pria, wanita, ibu-ibu hamil - tidak menyerahkan kendaraannya.    

Prestasi cemerlang di tempat kerja membuat penghasilanku saat itu semakin bertambah. Gaya hidup foya-foya pun aku jalani.

Seiring dengan kehidupan menghambur-hamburkan uangku di luar rumah, keadaan di dalam rumahku menjadi berantakan. Aku dan istri suka ribut karena uang yang aku berikan untuk biaya kebutuhan rumah kami selama sebulan hanyalah seratus ribu rupiah saja.

Percekcokan yang terus menerus antara aku dan istri membuat aku sering mengakhirinya dengan pukulan, tamparan, dan tindakan-tindakan fisik lainnya kepada istriku. Aku benar-benar tenggelam dalam dunia baruku.

Jatuh Sakit dan Pertobatanku

Namun, keadaan “yang indah” ini tak bertahan lama. 2010, aku divonis dokter terkena penyakit Hepatitis C. 8 Bulan aku harus dirawat dan secara otomatis pekerjaanku menjadi terbengkalai.

Di dalam masa lemahku, aku lihat istriku tetap setia melayani. Walau begitu, hatiku tetap keras. Tawarannya untuk mendoakanku pun aku tolak mentah-mentah.

Sementara saat aku tak berdaya, sebuah ketakutan akan kematian menghinggapi diriku. Aku pun menjadi tidak tenang karenanya. Malam demi malam pun aku banyak lewati dengan membuka mata.

Putus asa dengan keadaanku yang bisa pulih kembali ini, aku pun menyatakan setuju ikut ketika istriku mengajakku beribadah.

Sesampai disana, ku rasakan kedamaian yang tidak kurasakan di tempatku yang sebelumnya. Namun, ini tetap tidak menggerakkanku untuk kembali kepada Tuhan.

Sepulang dari ibadah, aku pun berusaha untuk tidur. Herannya, tidak seperti di hari-hari kemarin yang aku lalui selama 8 bulan belakangan, aku di hari itu bisa tidur dengan nyenyak. Suara-suara pengingat kematian yang merorong pikiranku hilang dan tidak pernah datang lagi.  

Ketika aku bangun tidur, aku pun mengambil keputusan untuk berdoa kepada Tuhan. Dalam doaku, aku meminta pengampunan karena telah meninggalkan Tuhan bertahun-tahun lamannya dan melakukan banyak dosa kepada istri, anak, dan bahkan ayahku. Di doa itu aku pun menaikkan permohonan agar aku disembuhan dari penyakit Hepatitis C. Walau tidak disembuhkan saat itu juga, tetapi aku rasakan kesejukan di hatiku.

Pelepasan dari kuasa gelap

Beberapa waktu setelah kejadian pertobatanku ini, sejumlah orang dari gereja mengunjungiku di rumah. Sebelum pulang, mereka mendoakanku. Ketika mereka menumpangkan tangan ke atasku, sesuatu yang luar biasa mengguncangku pada saat itu.

Aku pun menjadi berkelakuan aneh, tetapi ini tidak bertahan lama. Sesaat sesudah seorang pendoa mengatakan “Engkau berkuasa ya Tuhan atas hidup Yohanes mulai hari ini, Kekuatan iblis tidak dapat melawan kekuatan Tuhan yang kita sembah’, aku pun tidak lagi bermanifestasi. Kedamaian yang penuh yang asalnya daripada Tuhan kini melingkupiku.

Awal Hidup Baruku

Langkah awal pertobatanku, aku tunjukkan dengan meminta maaf kepada istri, anak, papa, dan saudara-saudaraku. Dengan sikap sungguh-sungguh, aku nyatakan bagaimana penyesalanku atas apa yang aku lakukan bertahun-tahun kepada mereka. Aku pun mengungkapkan kepada mereka masing-masing bahwa aku bukanlah aku yang dulu lagi, aku yang sekarang di dalam Tuhan adalah aku yang sudah diperbaharui. 

Ucapan Syukur kepada Tuhan

Atas semua yang aku dapatkan, aku mengucap syukur kepada Tuhan, Aku berterima kasih karena berkat kebaikan-Nya lah, aku dibebaskan penuh.


Sumber Kesaksian :
Yohanes Theofilus
Sumber : V120626115741
Halaman :
1

Ikuti Kami