Pernikahan beda agama bukanlah suatu hal yang baru di Indonesia. Sejak puluhan tahun silam, praktik di dalam kehidupan rumah tangga ini sudah eksis di tengah-tengah masyarakat.
Jika melihat fakta di sekitar, ada sebagian dari suami istri yang menjalani pernikahan dengan keyakinan berlainan yang terlihat tetap mesra dan saling menyayangi, tetapi tidak sedikit pula yang pada akhirnya terus berkubang dalam konflik dan cerai menjadi keputusan akhir karena menyadari prinsip-prinsip yang tadinya bukan masalah namun di titik tertentu menjadi sebuah persoalan besar yang rasanya tak dapat ditolerir.
Tanpa dapat dipungkiri, pasangan berbeda agama yang memutuskan untuk menikah biasanya berharap satu saat nanti pasangannya bisa berubah dan rela untuk memiliki keyakinan yang sama dengan kita. Namun tak jarang juga yang terjadi kita yang akhirnya menggadaikan iman dan memutuskan untuk memiliki keyakinan yang sama dengan pasangan. Namun kedua hal ini pun tak selamanya terjadi. Ada pasangan suami istri yang berkeras untuk menjalani keyakinannya masing-masing.
Memang harus diakui membangun rumah tangga dari pasangan berbeda iman memerlukan usaha yang ekstra keras, apalagi bila mereka sudah memiliki anak. Karena pada dasarnya, meskipun tak diungkapkan secara langsung, masing-masing pihak ingin agar buah hatinya memiliki keyakinan yang sama dengan dirinya. Untuk satu hal ini saja bisa menjadi sumber pertengkaran selama bertahun-tahun antara suami dan istri.
Kalau pun tentang keyakinan anak ini tidak dijadikan permasalahan secara terbuka, namun dipastikan suami istri mengalami pergolakan batin. Di satu sisi, sang suami atau ayah mau anaknya menjadi satu agama dengan dirinya; di sisi lain, sang istri atau ibu tidak rela anaknya mengikuti agama ayahnya dan menginginkan anaknya menjadi satu agama dengan dirinya.
Jangankan soal anak, bahkan di antara pasangan suami istri sendiri, keinginan untuk memiliki keyakinan yang sama dengan pasangan menjadi pergumulan tersendiri yang harus ditanggung seumur hidup. Apalagi di dalam keyakinan kita sebagai orang Kristen yang mempercayai keselamatan di dalam Yesus Kristus. Sungguh berat membayangkan bagaimana seorang yang kita kasihi, atau anak yang menjadi darah daging kita sendiri, tidak akan bersama-sama dengan kita di dalam kekekalan.
Terlebih lagi keyakinan bukan bicara soal ritual agama saja namun berkaitan erat dengan paradigma dan pola pikir yang dimiliki seseorang. Segala hal yang tadinya dilanggar atas nama cinta, kini harus berhadapan dengan realita hidup dan konsekuensi akibat keputusan yang ambil.
Beberapa kasus yang Jawaban.Com terima melalui rubrik konsultasi mengungkapkan bagaimana pasangan beda agama berhadapan dengan masalah pelik yang sepertinya tak dapat diselesaikan. Katakanlah bagaimana salah satu pihak yang memperdalam ilmu agamanya menyadari bahwa pernikahan yang dilakoninya tidak dapat diterima dunia akhirat. Terus menjalani hal ini sama saja dengan menantang Tuhan dan menjauhkan surga yang menjadi tujuan akhir dari banyak manusia yang hidup di bumi ini. Tuntutan untuk bercerai seringkali menjadi pilihan padahal Anda meyakini apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia. Namun perceraian itu sendiri pada akhirnya menjadi ancaman yang seringkali membayangi pernikahan beda agama.
Terkait dengan berbagai hal ini, sebenarnya tidak ada solusi terbaik. Yang paling dimungkinan untuk mengatasinya ialah kompromi diantara suami dan istri. Bersepakatlah mengenai hal ini dan kemudian hormati sungguh-sungguh keputusan bersama yang sudah dibuat.
Pernikahan beda agama memiliki rintangan tersendiri yang kemungkinan besar jumlahnya akan lebih banyak dibandingkan jika kita menikah dengan satu iman. Oleh karenanya, dituntut sikap bijak dipunyai kedua belah pihak. Pernikahan sendiri adalah sekali seumur hidup dan saat kita sudah masuk didalamnya tidak ada lagi jalan mundur.
Sementara itu, bagi Anda pembaca artikel ini yang masih berstatus lajang pikirkanlah matang-matang sebelum Anda masuk ke dalam bahtera rumah tangga. Bukan sebuah hal mengada-ada apabila Alkitab menuliskan kita harus memilih pasangan yang satu iman. Selain karena tidak perlu dipusingkan dengan perbedaan-perbedaan keyakinan, Anda berdua pun bisa leluasa dan fokus untuk menggenapi rencana Tuhan atas keluarga Anda berdua.
Baca juga :
Pasangan Foke Pindah Daerah Jika Kalah Suara
Sumber : jawaban.com / bm