Depresi, Mantan Pelari Terbaik Amerika Jadi PSK

Nasional / 24 December 2012

Kalangan Sendiri

Depresi, Mantan Pelari Terbaik Amerika Jadi PSK

Lestari99 Official Writer
6162

Suzy Favor Hamilton yang juga merupakan salah satu pelari terbaik asal Amerika Serikat mengaku bahwa dirinya pernah bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) dalam setahun terakhir ini untuk mengatasi depresi. Perilakunya ini terungkap setelah secara terbuka ia melayangkan permintaan maaf melalui twitter.

Suzy kemudian mengonfirmasi hal tersebut setelah tabloid online The Smoking Gun memberitakannya di dunia maya. Ia bekerja di Las Vegas dan bergabung dengan salah satu agen bernama Haley Heston’s Private Collection dengan bayaran US$600 (sekitar Rp 5,8 juta) per jam.

Dalam karir atletiknya Suzy pernah tiga kali juara Olimpiade serta sembilan kali juara NCAA di Wisconsin. Suzy menyadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan kesalahan terbesar dalam hidupnya. “Saya menyadari telah membuat pilihan yang tidak rasional dan sepenuhnya akan bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat,” ungkapnya.

Meskipun telah memiliki seorang anak, Suzy memiliki alasan tersendiri kenapa dirinya terjun ke dunia kelam tersebut. Ia mengaku deresi setelah pensiun dari dunia atletik. Dan sebagai seorang atlet ia mengalami tekanan tidak hanya untuk menjadi pemenang tetapi juga dituntut untuk menjadi sempurna.

“Saya tahu ini adalah hal gila, namun saya sendiri tidak menyangka bahwa ini akan terungkap dan saya tidak pernah menyakiti siapapun, saya bukan korban dan saya tahu apa yang saya lakukan,” ungkapnya lebih lanjut.

Dalam menjalani profesinya sebagai PSK, Suzy memakai nama samaran Kelly Lundy. Diduga berita ini tersebar setelah salah seorang kliennya mengenali identitas dirinya yang sebenarnya. Untuk mengatasi depresinya, Suzy yang juga tiga kali mewakili AS di ajang lari 1.500 meter pada Olimpiade 1992, 1996 dan 2000 itu terus berkonsultasi dengan psikiater.

“Saya sungguh menyesal atas perbuatan saya ini, dan saya meminta maaf jika ada yang tersakiti. Saya sungguh membutuhkan dukungan dari keluarga,” sesalnya.

Hidup memang penuh dengan pilihan. Apapun pilihan hidup yang diambil. Setiap kita harus siap dengan segala konsekuensi yang ada di baliknya, apakah itu baik maupun buruk. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup dan senantiasa mengambil keputusan terbaik yang membawa pada kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : metrotvnews / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami