Langit dan Bumi Baru (Part 1)

Kata Alkitab / 19 December 2012

Kalangan Sendiri

Langit dan Bumi Baru (Part 1)

Budhi Marpaung Official Writer
13236

Wahyu 21:1

"Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi."

Banyak dari Anda yang pasti sudah pernah mendengar mengenai langit baru dan bumi baru? Ya, hal ini biasanya disinggung dengan hari akhir dunia atau biasa disebut dengan kiamat.

Menjadi pertanyaan tentu, apa sebenarnya langit baru dan bumi baru yang dimaksudkan di dalam kitab Wahyu ? Berikut adalah tafsiran yang dituliskan oleh D. Scheunemann mengenai hal ini.

1. Hubungan langit yang baru dan bumi yang baru, dengan bumi yang lama. Menurut kesaksian rasul Petrus

“Pada hari Tuhan langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat, dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap” (II Petrus 3:10).

“Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran” (II Petrus 3:13).

Ada pendapat bahwa “baru” di dalam Wahyu 21:1,5, tidak berarti “serba lain”, melainkan tetap ada hubungan dengan dunia lama. Tetap ada materi. Hanya materi itu diubahkan menjadi materi rohani. Penciptaan dunia yang baru mempunyai persamaan dengan penciptaan baru seorang manusia yang lahir baru.   

“Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (II Korintus 5:17).

“Namun manusia itu tetap mempunyai jiwa dan aku yang sama, meskipun ia merupakan ciptaan yang baru. Tuhan tidak melenyapkan, melainkan mengubah (Mazmur 102:26-27).

Langit dan bumi tidak dibinasakannya, melainkan diciptakan-Nya ulang dari unsur-unsur yang dileburkan dalam api. Seperti batu bara yang menjadi cairan atau gas, bilamana dipanaskan dengan suhu panas yang tinggi sekali, dan kemudian menciut menjadi kristal dan batu intan.

2.Hubungan langit yang baru dan bumi yang baru, dengan tempat kediaman Allah.

“Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia, dan Ia akan berdiam bersama-sama dengan mereka.”

Luar biasa makna kalimat yang terkandung dalam Wahyu 21:3 ini! Salah satu pernyataan Alkitab yang paling hebat! Manusia yang dahulu hangus, berhadapan dengan kehadiran Allah yang Mahasuci, sekarang dapat berdiam bersama-sama dengan Allah. Tuhan yang dahulu menegakkan takhta-Nya di surga (Mazmur 103:19) dengan bumi seperti “tumpuan kakinya” (Matius 5:35), sekarang menjadikan bumi tempat takhta-Nya. Surga datang ke bumi, dengan demikian bumi akan menjadi surga. Karena di mana ada Allah, di situlah ada surga; lebih-lebih dengan bertakhta di bumi, maka bumi tempat penebusan Allah, dan sekarang tempat kediaman Allah juga akan menjadi tempat pemerintahan Allah.

Terselip di tengah-tengah ungkapan yang hebat ini adalah satu pelayanan Allah Bapa yang peduli terhadap manusia:

“Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi.”

Segala pertanyaan mengenai kematian orang-orang yang kekasih, akan terjawab,

“Tidak ada lagi perkabungan atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

Namun pada akhir bagian firman Tuhan ini terdapat satu peringatan Tuhan yang dahsyat:

Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Sungguh satu kontras yang menggetarkan: Di sini kemah Allah ada di tengah-tengah manusia yang percaya,dan di sana ada manusia yang tidak percaya, yang bagiannya dalam lautan api!”

bersambung...

Baca juga : 

Kisah Nyata Pria Muda yang Bergumul Dengan Homoseksualitas

5 Hal Penting yang Dibutuhkan Setiap Pernikahan Kristen

Yuk Atasi Sariawan Dengan Cara-Cara Sehat Ini

Sumber : D Scheunemann / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami