Sebuah fakta mengejutkan diungkapkan oleh kelompok pelajar asal Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Berlin baru-baru ini.
Berdasarkan hasil pantauan PPI di Berlin diketahui kunjungan Anggota Badan Legislatif (Baleg) DPR ke Jerman 17-23 November 2012 untuk mempelajari Rancangan Undang-Undang (RUU) Keinsinyuran ternyata salah alamat alias keliru. Pasalnya, salah satu organisasi seperti Deutsches Institut fur Normung (DIN), atau lembaga standardisasi Jerman yang dikunjungi anggota Dewan pada 19 November 2012 lalu bukanlah profesi keinsinyuran sebagaimana yang diinginkan Baleh DPR.
Akhirnya, kata PPI di Berlin, dialog antara anggota Baleg dengan perwakilan DIN menjadi terkesan percuma. Misalnya, ketika anggota DPR bertanya apakah ada hukuman yang didasari oleh legislasi kepada pihak tertentu untuk proyek yang gagal di bidang keteknikan (misalanya, di bidang konstruksi, K3).
Pertanyaan itu dijawab perwakilan DIN dengan mengatakan bukan kapasitas DIN untuk menjawab pertanyaan itu. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan suatu proyek. Selain itu dalam kerangka kebijakan sanksi untuk kegagalan proyek bukanlah sesuatu yang bisa didesain dengan absolut.
PPI sendiri selama memantau aktivitas DPR di DIN telah merekamnya di kamera video dan sudah mengunggah hasil rekaman itu ke situs YouTube.
Dengan adanya berita yang disampaikan oleh PPI di Berlin ini, para anggota DPR ada baiknya mengintrospeksi diri karena jika semakin sering ini dibuat, kepercayaan rakyat akan semakin tergerus dan jika sudah tergerus maka dukungan rakyat terhadap anggota dewan akan hilang yang berarti kekuatan DPR di dalam negara pun akan menjadi sangat kecil atau tidak akan berdampak apa-apa di masyarakat.
Baca juga :
Kisah Anak Muda yang Sejak Kecil Terkena Penyakit Kulit
Forum JC : Baksos dan Natal Forum JC di Panti Werdha Milenia
Cara Cerdas Atasi dan Cegah Maag
Mengapa Allah Berhenti Pada Hari Ketujuh ?
Sumber : inilah.com / budhianto marpaung