Belajar Dari Perjalanan Hidup Abraham

Kata Alkitab / 19 November 2012

Kalangan Sendiri

Belajar Dari Perjalanan Hidup Abraham

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
47365

Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

(Ibrani 11:8)

Perjalanan hidup manusia dalam memenuhi panggilan hati atau panggilan Tuhan tidak pernah ada yang mulus. Hal ini pun terjadi dalam kehidupan Abraham bagaimana ia harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Kisah Abraham dimulai dari kisah ayah kandungnya: Terah. Saat itu Terah dan keluarganya ingin mengubah nasib mereka supaya menjadi lebih baik dengan cara meninggalkan Ur-Kasdim, tanah kelahiran mereka.

Tekad Terah untuk keluar dari Ur-Kasdim semakin bulat, ketika anak bungsunya yang bernama Haran meninggal di Ur Kasdim. Walau Nahor tidak mau ikut namun Terah segera membawa Abraham dan mantunya yang bernama Sara, serta cucunya yang bernama Lot, anak dari Haran, untuk berangkat bersama-sama dari Ur-Kasdim menuju tanah Kanaan sebagaimana TUHAN telah berbicara kepada Abraham ([kitab]kejad11:26-31[/kitab];[kitab]yosua24:2-3[/kitab];[kitab]nehem9:7[/kitab]).

Bila melihat perjalan pertama Abraham, yang kelak menjadi bapak orang beriman dan leluhur Bangsa Israel tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa pernyataan dan panggilan TUHAN muncul kepada Abraham seiring dan seirama dengan kegelisahan hati dan jiwa mereka yang sudah jenuh bahkan muak dengan keadaan, lingkungan, nasib hidup dan budaya di negeri Ur-Kasdim.

Kesimpulan bahwa Abraham yang mendengar suara TUHAN dan menerima panggilan tersebut dapat terlihat di Alkitab dimana Terah sudah merasa nyaman tinggal di Haran. Padahal tujuan dan maksud TUHAN memanggil Abraham untuk keluar dari Ur-Kasdim adalah tinggal menetap di Kanaan dan bukan di Haran. ([kitab]kejad11:31[/kitab])

Setelah Terah mati, TUHAN kembali berbicara kepada Abraham dan memanggil Abraham untuk beranjak atau bergerak atau move on menuju Tanah/Negeri Kanaan. ([kitab]kejad11:32[/kitab]; [kitab]kejad12:1-2[/kitab])

Syukur kepada Allah karena Abraham taat kepada suara TUHAN dan ia pun berangkat menuju negeri yang bukan miliknya namun yang dijanjikan Allah kepada Abraham bahwa keturunannya akan memiliki negeri tersebut.([kitab]kejad12:4-5[/kitab])

Pada perjalanan yang kedua ini Abraham tidak mengalami hambatan bahkan TUHAN menampakkan diri kepadanya, dan hal ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan dan menjadi titik balik Abraham mengenal sosok allah. Di sini Abraham memiliki iman dan mengerti bahwa Allah itu pribadi dan bisa memanifestasikan diri-Nya dalam bentuk manusia.([kitab]kejad12:6-7[/kitab])

Namun kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama karena suatu hari terjadi kelaparan atau kemisikinan di negeri Kanaan dimana Abraham tinggal. Karena itu Abraham melakukan perjalanan ketiga dimana ia harus mengambil keputusan untuk meninggalkan Kanaan dan tinggal di Mesir.([kitab]kejad12:10[/kitab])

Bukan mendapatkan kebaikan justru di Mesir Abraham harus mengalami masalah baru dimana mereka terancam dibunuh bila tidak memberikan apa yang diinginkan Raja Mesir. Untuk menghindari masalah ini Abraham harus berbohong dan menipu seluruh Mesir dan menyangkali bahwa Sara bukanlah isterinya.

Masih banyak dan panjang kisah perjalanan hidup Abraham dan kita menemukan bahwa Abraham hanyalah manusia biasa, sama seperti kita, yang bisa salah mengambil keputusan dan bisa melakukan hal-hal yang konyol. Ia bisa berhenti di tempat yang salah dan ia juga bisa menyimpang atau keluar dari panggilan.

Tapi syukur kepada Allah karena TUHAN lebih memperhitungkan sikap percaya dan kasih Abraham kepada TUHAN lebih dari pada dosa dan kesalahan Abraham. Abraham taat ketika TUHAN panggil kembali, dan Abraham juga taat ketika TUHAN memanggil dia untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal.

Sumber : jawaban.com l jp.simamora
Halaman :
1

Ikuti Kami