Pasca kericuhan di Kampung Kusumadadi, Lampung Tengah, Kamis sore (8/11), tim gabungan dari TNI dan Polri segera melakukan penjagaan di sekitar daerah tersebut.
Menurut Kabid Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sulistyaningsih, Polda Lampung menurunkan satu batalyon berkekuatan 900 personel gabungan TNI-Polri, yang didukung mobil Antihuru hara, dan mobil water canon. Mereka bertugas melokalisir wilayah untuk menghindari aksi balas dendam warga.
Lebih lanjut Sulistyaningsih menyatakan bahwa situasi di lapangan sudah mulai kondusif. Namun, sebanyak 600 anggota Polres Lampung Tengah tetap bersiaga dengan dukungan dua kompi Brimob dan Satu Satuan Setingkat Kompi TNI.
Seperti dilansir metrotvnews online, telah terjadi bentrokan antarwarga di Kampung Kusumadadi, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah, Kamis (8/11) sore. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian dipicu adanya seorang warga Kampung Buyut bernama Khairil dibakar hidup-hidup karena diduga mencuri sapi.
Mengetahui hal ini, warga Kampung Buyut melakukan aksi balas dendam. Mereka pun mendatangi Kampung Kusumadadi dan membakar rumah warga yang ada di sana. Kini, warga Kampung Kusumadadi diungsikan ke sebuah pondok pesantren. Belum diketahui secara pasti apakah ada korban jiwa dari peristiwa tersebut.
Sungguh menyedihkan belum lama kejadian perselisihan dua kelompok warga di Lampung Selatan selesai, peristiwa yang serupa kembali terjadi di provinsi Lampung. Tentu ini harus menjadi perhatian pemerintah khususnya mencari cara bagaimana mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan, serta mengurangi/menghilangkan sikap main hakim sendiri di tengah-tengah masyarakat. Jika ini tetap didiamkan atau hanya menunggu kejadian serupa terjadi maka keutuhan Indonesia bisa dalam bahaya besar.
Baca juga :
Kisah Nyata Indra Saragih yang Tak Dapatkan Kasih Sayang
Forum JC : Baksos dan Natal Forum JC di Panti Werdha Milenia
Kopdar November 2012 (Persiapan Baksos)
Teaching, Rabu (7/11) : Ester, Sang Pahlawan
Chord Lagu, Jumat (9/11) : Pantang Mundur