Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
(1 Yoh 3:21)
Hal tersulit untuk dilakukan orang Kristen adalah menerima dan berdamai dengan dirinya sendiri. Bagi orang Kristen yang mengaku sudah lahir baru, namun masih bisa berbuat dosa, ternyata sangat sulit menerima kasih dan pengampunan untuk dirinya sendiri, padahal kasih dan pengampunan yang sama telah mereka tawarkan kepada para pendosa yang belum lahir baru.
Bahkan hal ini juga terjadi pada para pendeta, gembala dan penginjil yang memberitakan kabar baik serta mengajarkan bahwa Tuhan Yesus sudah menyelesaikan semua hutang dosa, penyakit dan kutuk. “Tidak ada lagi penghukuman! Semua sudah lunas dibayar Yesus di kayu salib. Anda dapat memiliki kedamaian dan bebas dari perasaan bersalah”, seru seorang pendeta.
Namun anehnya mereka semua masih hidup dalam perasaan bersalah dan berusaha membuat diri mereka memiliki damai sejahtera dengan aturan-aturan “kesucian” yang mereka buat atau ciptakan.
Tahukah dampak dari perasaan bersalah yang terjadi pada orang Kristen bila tidak segera dibereskan?
1)Cenderung menghakimi atau menghukum orang ([kitab]0Roma2:1-3[/kitab])
Ketika seseorang gagal memenuhi standar atau ukuran yang ia tetapkan atas dirinya, bahkan ia berpikir bahwa ukuran tersebut adalah hal yang menyenangkan TUHAN atau menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya, maka orang yang frustasi atau putus asa tersebut sering kali tanpa sadar mencerca atau menghukum dirinya sendiri.
Karena terbiasa mencerca dirinya sendiri atau menghukum dirinya sendiri maka kecenderungan orang Kristen tersebut juga mencerca dan menghukum orang lain yang tidak bisa memenuhi standar atau ukuran yang mereka anggap suatu kebenaran.
Tidaklah heran kita menemukan ada beberapa orang Kristen yang menentang wanita yang merias diri atau mengenakan pakaian minim, atau menghakimi orang yang mengenakan celana jeans jika beribadah atau melayani. Ada juga beberapa orang Kristen yang menganggap sesuatu tabu bila orang Kristen atau hamba Tuhan refreshing ke kolam renang dan mengenakan pakaian bikini.
2)Cenderung membuat hukum atau aturan sebagai tambahan atau alternatif keselamatan ([kitab]Galat2:16[/kitab]; [kitab]Kolos2:16-23[/kitab])
Seseorang yang tidak bisa menerima pengampunan dan penebusan dari Yesus Kristus akan sulit mengerti pemahaman anugerah atau kasih karunia yang diberikan Allah.
Karena itu tidaklah heran banyak orang Kristen yang mulai menyukai dengan aturan-aturan yang terlihat masuk akal untuk membuat dirinya layak diterima Allah dan layak untuk bertemu dengan TUHAN yang maha kudus.
Banyak orang Kristen yang mulai membuat aturan tentang makanan, minuman, pakaian atau pun musik-musik yang dianggap haram atau tidak haram. Ada juga yang anti untuk menyebutkan kata “Allah” dan menggantikan dengan kata “Tuhan” atau “Eloi”. Bahkan baru-baru ini ada beberapa orang Kristen yang tidak mau merayakan Natal karena dianggap Tuhan Yesus lahir ke dunia bukan pada tanggal dua puluh lima desember dan budaya natal dianggap budaya dari orang-orang kafir penyembah berhala.
Tahukah Anda bahwa yang dikehendaki Tuhan Yesus adalah belas kasihan dan bukan persembahan ([kitab]matiu9:13[/kitab]; [kitab]matiu12:7[/kitab]). Yesus datang untuk menyelamatkan banyak orang yang berdosa bukan untuk menghukum atau menghakimi ([kitab]lukas19:10[/kitab]).
Kasih karunia atau anugerah-Nya masih berlaku sampai saat ini, bukan hanya kepada orang yang belum lahir baru namun juga kepada setiap orang yang sudah lahir baru. Ingatlah tulisan Rasul Yohanes; “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9)
Sumber : david wilkerson dan jp.simamora