Bolehkah Anak Menonton Film ?

Parenting / 30 September 2012

Kalangan Sendiri

Bolehkah Anak Menonton Film ?

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
4313

Saya adalah orang tua yang tidak mengharamkan televisi atau film untuk ditonton oleh anak saya. Kenapa? Karena saya percaya bahwa televisi dan film masih merupakan sarana hiburan dan edukasi yang cukup baik, tentunya dengan beberapa syarat dan kondisi, seperti pemilihan program yang tepat yang ditonton dibarengi dengan bimbingan dari orang tua.

Mengutip dari pernyataan  Dr Frieda Mangunsong, M.Ed, Associate Professor dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, film adalah salah satu media yang mampu mempengaruhi anak-anak bahkan sejak mereka bayi sekalipun. Dari film, anak-anak bisa mendapatkan berbagai hal mulai dari meniru kata-kata, mengenal warna, benda, gerakan, musikalitas, ritme dan banyak hal.

“Anak-anak menyukai film karena dalamnya terdapat banyak sekali unsur. Ada tema dan pesan, kaya akan gambar dan warna, tampilan kata-kata, gerakan visual dan adegan-adegan yang menghibur,” ungkap Frieda. Menurut Frieda, tayangan media juga dapat memberikan model-model tertentu bagi anak-anak mulai dari kekerasan, kecerdasan, kepemimpinan, keceriaan, kejenakaan.

Yang terpenting di sini sebagai orang tua, kita ikut menemani anak saat menonton. Bahkan ini kesempatan bagi orang tua untuk ngobrol santai dan jadi teman bagi si anak. Saat nonton maupun setelahnya kita bisa memberikan pandangan atau pendapat tentang film tersebut karena anak balita maupun usia 6 tahun ke atas sudah bisa diajak ngobrol atau bercerita ulang tentang tokoh dari film tersebut.

Dibawah ini ada beberapa jenis film atau tayangan yang tidak baik untuk anak-anak kita:

1.    Film atau Tayangan Mistis dan Cerita-Cerita Setan
Film atau tayangan jenis ini sama sekali tidak memberikan dampak yang positif dan membuat bodoh anak-anak kita. Selain itu tayangan ini menularkan sifat penakut dan membuat anak-anak kita bermimpi buruk bahkan membuat anak-anak kita memiliki teman yang bersifat ilusi.

2.    Sinetron
Tayangan sinetron di televisi Indonesia sangat dipengaruhi filosofi suatu agama tertentu yang menjual mimpi-mimpi hidup bahagia tapi sangat bertentangan dengan kenyataan hidup dari masyarakat Indonesia yang  beraneka ragam budaya, filosofi dan keyakinan.

Bahkan seringkali ada kecenderungan terlalu memaksakan unsur agama ke dalam cerita sinetron tersebut padahal tidak tepat dan tidak cocok dengan hakikat ajaran agama tersebut.

Lagi pula kebanyakan sinetron yang ada disajikan untuk orang dewasa dan bukan untuk anak-anak.

3.    Acara yang mengandung unsur pelecehan
Acara televisi yang mempertontonkan tindakan tak senonoh, pelecehan terhadap orang lain atau kebanci-bancian dapat membuat anak meniru perilaku tersebut. Sebaiknya jangan biarkan anak menonton acara-acara seperti itu.
 

 

Sebagai orang tua kita rindu anak-anak kita menjadi pribadi yang memiliki integritas dan berdampak bagi bangsanya karena itu pastikan anak-anak kita jauh dari film maupun tayangan yang mengandung percabulan, kesadisan, mistis, cerita-cerita setan, penyesatan, maupun perilaku-perilaku menyimpang seperti perilaku banci.

Kita bukan hanya melarang mereka namun kita sendiri juga tidak menyukai jenis-jenis tayangan tersebut, dengan demikian anak-anak kita juga ikut teladan kita dan mengetahui mana yang tidak baik dan mana yang baik bagi dirinya.



Sumber : mommiesdaily.com - jp.simamora / jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami