Membicarakan masalah pendidikan seks pada anak bukanlah hal yang tabu. Bahkan seiring perkembangan teknologi dan perbedaan generasi zaman ini dari generasi sebelumnya, hal-hal mengenai seksual ada disekitar kita dan sering terlihat dan terdengar baik di televisi, musik, majalah maupun di iklan-iklan.
Makin mudahnya akses informasi menjadikan anak dan remaja masa kini cenderung lebih cepat mengenal seks. Untuk itu, tak ada salahnya, jika sedari dini, si kecil mulai diberi pengetahuan soal pendidikan seks.
Sebuah penelitian baru soal panduan pendidikan seks menyarankan supaya orang tua mulai berbicara tentang seks dengan anak-anak mereka sejak anak masih berusia dua tahun. Dalam penelitian juga dikatakan membahas, seks tidak akan membuat anak-anak pergi keluar dan "melakukannya".
Seorang penulis, Jenny Walsh, dari La Troube University juga menyatakan, berbicara tentang seks dengan orang muda memiliki efek yang positif. "Ini dianjurkan, berbicara dengan anak-anak berumur dua tahun tentang seks dan berlanjut sampai mereka berusia 17".
Pendidikan seks merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seks ini bermaksud untuk menerangkan secara benar dan wajar segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas.
Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seks ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak (Psikologi Praktis, Anak, Remaja dan Keluarga).
Jika Anda bingung bagaimana memulainya, berikut beberapa trik yang bisa menjadi acuan untuk memperkenalkan pendidikan seks terhadap anak.
Usia 1-4 tahun
Mulai memperkenalkan anatomi tubuh. Kenalkan, “Ini hidung, ini tangan, ini payudara, atau ini vagina, dan kalau itu penis.” Jelaskan bahwa anak laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda, masing-masing dengan keunikannya tersendiri.
Usia 4-7 tahun
Rasa keingintahuan anak tentang aspek seksual meningkat. Mereka akan menanyakan perbedaan organ-organ dirinya dengan orang lain. Orang tua diharapkan menjelaskan hal ini dengan sabar dan komunikatif.
Usia 8-10 tahun
Anak sudah mampu membedakan dan mengenali hubungan sebab akibat. Orang tua sudah bisa menerangkan secara sederhana proses reproduksi, misalnya tentang sel telur dan sperma yang jika bertemu akan membentuk bayi.
Usia 10-12 tahun
Anak sudah mulai memasuki pubertas yang ditandai dengan perubahan fisik dan ketertarikan pada lawan jenis. Inilah saatnya orang tua menanamkan pendidikan seks secara lebih faktual dan terbuka kepada buah hatinya.
Sedangkan untuk anak usia 15 tahun ke atas harus dijelaskan yang sebenarnya mengenai tindakan hubungan seksual dan akibatnya.
Dan satu hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah didik anak-anak sesuai ajaran dan nilai kebenaran firman TUHAN sehingga mereka memiliki iman dan pengetahuan yang benar sebagai benteng perisai dari setiap pengaruh buruk. Itu artinya sebagai orang tua, kita tidak hanya mengajar mereka dengan perkataan melainkan memberikan teladan, waktu dan siap berkorban banyak hal bagi anak-anak kita.
Sumber : banyak sumber / jawaban.com