Belajar Excellent Dari Yusuf (Sesi 2)

Kata Alkitab / 21 September 2012

Kalangan Sendiri

Belajar Excellent Dari Yusuf (Sesi 2)

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
8319

Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun, biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.

(Kejadian 37 :2)

 

Yusuf adalah contoh yang tepat untuk seorang pribadi yang ekselen. Ia tidak menyerah dalam menghadapi setiap tantangan, dan ia tahu mengerjakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan sangat baik.

Berdasarkan catatan Alkitab banyak fakta mengenai ekselensi Yusuf selama hidupnya. Berikut ini adalah data-data yang dicatatkan oleh Alkitab tentang ekselensinya Yusuf.

 

1.  Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh ayahnya (Yakub)

Ketika ia menggembalakan kambing domba bersama dengan saudara-saudaranya, ia tidak ikut terlibat dalam kejahatan saudara-saudaranya. Ekselensi Yusuf ini juga terlihat dalam tugas pencarian saudara-saudaranya ke Sikhem.

2.  Melaksanakan tugas dengan ekselen sebagai budak di rumah Potifar.

Yusuf menunjukkan ekselensinya dalam banyak perkara, sehingga ia menjadi orang kepercayaan dan penguasa atas rumah tuannya.

Yusuf juga menunjukkan ekselensinya dalam bentuk keberaniannya untuk mengerjakan pekerjaan yang ada dalam batasan tanggung jawabnya. Ini terlihat dalam keberaniannya menolak permintaan isteri tuannya untuk bersetubuh.

3.  Melaksanakan tugas dengan ekselen di dalam penjara

Pada waktu Yusuf memilih untuk bekerja pada batasan-batasan tanggung jawabnya, dia menerima satu konsekuwensi. Ia dipenjarakan oleh tuannya ke dalam rumah tahanan raja.

Satu keanehan terjadi di dalam penjara ini. Sekalipun ia adalah pendatang baru, namun Yusuf menjadi orang kepercayaan kepala penjara. Yusuf dipercayakan untuk memegang kunci penjara tahanan raja, bahkan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan penjara tersebut. Ekselensi Yusuf tidak dapat dipenjarakan oleh dinding-dinding penjara.

4.  Mampu mengartikan mimpi padahal Yusuf bukan paranormal dan tidak pernah bersemedi

Alkitab membuktikan kepada kita, di Mesir banyak orang yang terpelajar dan berpengalaman, namun mereka tidak bisa mengartikan mimpi Firaun. Bahkan para ahli ramal, tafsir mimpi dan paranormal di seluruh Mesir tidak ada yang bisa mengartikan mimpi tersebut dengan tepat ([kitab]Kejad40:8[/kitab]). Namun berbeda dengan Yusuf. Yusuf bukan hanya mengandalkan kepintarannya, melainkan mengandalkan hikmat dari TUHAN. Pada waktu kedua pelayan raja itu terlihat gusar karena mimpi itu, Yusuf mengatakan demikian : “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu kepadaku” ([kitab]Kejad40:8[/kitab]).

5.  Yusuf mampu melaksanakan tugas pemerintahan padahal belum berpengalaman menjadi ahli politik maupun ekonomi

Yusuf dapat menjalankan tugas-tugas pemerintahan, khususnya pengumpulan gandum selama masa kelimpahan, dan pengelolaan persediaan makanan selama masa kelaparan yang melanda negeri Mesir serta negeri-negeri sekitarnya.

Berdasarkan catatan Alkitab, Yusuf bekerja dengan sangat baik, ini dapat disebut sebagai satu prestasi kerja yang ekselen. Selama tujuh tahun masa kelimpahan, Yusuf menimbun hasil gandum di lumbung-lumbung yang telah dipersiapkan di setiap kota di negeri itu ([kitab]Kejad41:46-49[/kitab]). Yusuf bukan hanya ekselen selama masa kelimpahan tersebut, setelah tiba tujuh tahun masa kelaparan, hasil kerjanya selama masa kelimpahan itu dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Mesir, bahkan orang-orang dari luar Mesir pun datang untuk membeli gandum kepadanya, termasuk keluarganya dari tanah Kanaan.


Ekselensi Yusuf menjadikannya seorang penyelamat bagi negeri Mesir. Hal itu merupakan suatu perkara yang besar. Namun keberhasilannya yang besar ini dimulai dari lingkungan terkecilnya, yaitu bagaimana ia ekselen di keluarganya, kemudian tetap ekselen di lingkungan luar rumahnya (rumah Potifar), lalu tetap ekselen saat difitnah dan mengalami ketidakadilan (di lingkungan penjara), dan kemudian tetap ekselen ketika dipercayai memimpin suatu bangsa yang besar. Ini membuktikan bahwa TUHAN-lah sumber dari keberhasilan, keberuntungan, hikmat dan pengetahuan yang dimilikinya selama hidupnya.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami