Salah satu faktor penting yang memperkokoh suatu pernikahan adalah kasih yang diwujudkan dengan hubungan seks.
Ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan menciptakan mereka dengan identitas seksual yang jelas, yaitu laki-laki dan perempuan. Penciptaan yang seperti ini menjadikan manusia sebagai mahluk seksual. Sebagai mahluk seksual manusia memiliki potensi dan sekaligus kebutuhan untuk menjalin relasi seksual dengan pasangan seksualnya.
Jika kita kaji secara mendalam kita akan menemukan seksualitas manusia memiliki 4 dimensi. Namun saat ini kita akan memaparkan satu dimensi yang cukup penting dalam suatu hubungan rumah tangga suami isteri.
Dimensi Rekreasi
Setiap manusia perlu rekreasi karena itu Allah memberikan dan menetapkan hari sabat sebagai hari peristirahatan setelah manusia melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Lalu apa hubungannya antara seks dan rekreasi?
Hubungan seks itu memiliki 4 fase, yaitu: a) fase timbulnya hasrat/gairah, b) fase timbulnya rangsangan/perasaan yang meluap, c) fase orgasme/mengalami puncak nafsu, d) fase resolusi/kembali normal
Keempat fase seksual ini memberikan kenikmatan dan kepuasan yang besar bagi suami isteri yang melakukannya.
Dalam perspektif ilmu pengetahuan tentang hubungan seks ada zat yang keluar atau dihasilkan oleh tubuh saat orgasme. Kedua zat ini menyebabkan tubuh menjadi amat rileks, baik fisik maupun psikis.
Kondisi rileks inilah yang berkaitan dengan dimensi rekreasi dari hubungan seks suami isteri. Jadi secara singkat dapat dikatakan: suami isteri yang melakukan hubungan seksual dan mengalami orgasme tubuhnya akan menjadi rileks dan kembali segar. Kondisi rileks inilah yang pada akhirnya menjadikan mereka lebih efektif dalam memenuhi berbagai tanggung jawab hidup mereka.
Sumber : transformasi perilaku seksual/jawaban.com