Ketidakharmonisan antara Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan wakilnya Prijanto kembali di ungkit, kali ini Prijanto bahkan menyebut rekan kerjanya tersebut sebagai raja lalim. Ia memang mengakui saat dulu dipanggil Presiden SBY ke Cikeas di awal jabatannya memang hubungannya dengan Foke masih baik, namun kini kondisinya sudah lain.
"Saat itu karena baru menjabat, ya hubungan baik. Kalau ada surat yang tidak saya paraf, Foke juga tidak paraf. Sekarang ini saya dilewati, kewenangan digunakan semena-mena. Itu namanya raja lalim," demikian penuturan Prijanto yang dikutip oleh Tribunnews.com pada saat bedah buku di hotel Pullman, Rabu (5/9).
Hal itu memperkuat alasan Prijanto untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya jika dipaksakan maka akibatnya kinerjanya tidak produktif dan membuatnya mengingkari mandat dari rakyat.
"Saya tidak suka bekerja sama dengan orang yang melanggar hukum dan tidak bisa mengelola keuangan serta melanggar etika birokrasi," demikian tegasnya.
Sungguh disayangkan sebagai pemimpin, gubernur dan wakil gubernur tidak memiliki hubungan harmonis, tentunya ini mempengaruhi pemerintah daerah DKI Jakarta secara keseluruhan. Tentu prinsip Prijanto yang tidak mau kompromi terhadap pelanggaran aturan patut dihargai, karena menjadi cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Untuk itu, jelang pilkada DKI Jakarta putaran kedua nanti pastikan sebagai penduduk DKI Jakarta menggunakan hak pilih demi menghadirkan pemimpin yang amanah dan juga memiliki kolaborasi yang harmonis untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik.
Baca juga :
Forum JC : Apakah berdoa saja cukup ?
Berolahraga Dapat Redam Rematik
Sumber : Tribunnews.com | Puji Astuti