Intervensi Ilahi

Kata Alkitab / 31 August 2012

Kalangan Sendiri

Intervensi Ilahi

Puji Astuti Official Writer
8172

When you say a situation of a person is hopeless, you are slamming the door in the face of God

- Charles Allen

Seorang pemuda selamat dari kecelakaan kapal tenggelam meski akhirnya ia terpisah dengan seluruh penumpang kapal. Ketika sadarkan diri, ia rupanya terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Pulau itu begitu terpencil dan jauh sekali dari pulau-pulau lainnya.

Bertahan hidup sambil berharap ada yang menemukannya adalah hal yang mau tidak mau dilakukannya. Ia pun membangun gubuk kecil dari pohon dan daun-daunan. Hari demi hari berlalu dan belum ada tanda-tanda bahwa ia akan ditemukan.

Suatu hari, ia memutuskan untuk pergi ke sisi lain pulau tersebut. Tiba-tiba ia melihat kepulan asap tebal dari gubuk kecilnya itu. Tidak disangka, kediaman daruratnya telah habis dilalap api. Hatinya semakin hancur.

Keesokan harinya, sebuah kapal datang ke pulau tersebut untuk menyelamatkannya. Ia begitu bersukacita. “Bagaimana kalian tahu saya ada di sini?” tanyanya. Kapten kapal penyelamat menjawab, “Oh, kami melihat asap di langit. Saat itu kami tahu, ini adalah sinyal bahwa ada orang terdampar di pulau.”

Cerita ini seakan mengingatkan kita untuk tidak menerima begitu saja suatu keadaan yang terasa berat. Bukankah seringkali berkat-berkat Tuhan tersembunyi di balik semua masalah? Tidak berlebihan jika orang bijak menuturkan, Anda hanya bisa melihat pelangi setelah hujan usai.

Dengan kata lain, ada begitu banyak hal yang seringkali tidak bisa dijelaskan dengan logika manusia yang serba terbatas. Mengapa ini harus terjadi? Mengapa penderitaan hidup tampaknya selalu menjadi sahabat terdekat? Mengapa bisnis saya harus gulung tikar? Mengapa istri dan anak-anak meninggalkan saya? Mengapa saya harus menderita sakit kanker justru ketika saya mulai aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan? Serangkaian pertanyaan itu mungkin pernah kita dengar. Ya, pertanyaan-pertanyaan itu adalah ungkapan ketidakmampuan manusia menjelaskan keadaan yang ada.

Saya masih pengalaman unik bersama seorang teman yang menurut saya tergolong sangat cerdas, beberapa tahun silam. Malam ini kami bicara tentang banyak hal hingga akhirnya ia mulai mengungkapkan betapa beratnya permasalahan rumah tangga yang sedang dihadapinya. Begitu rumit dan sepertinya tidak ada jalan keluar.

Sejenak saya terdiam. “Ada hal yang bisa diselesaikan dengan ilmu dunia dan kepintaran kita. Namun ada hal yang musti tembus ke sana,” jawab saya sambil menunjuk ke atas. Teman saya itu kemudian memukul meja, tanda ia kesal, sambil menunjukkan jari telunjuknya ke muka saya, “In human languange!” Saya hanya bisa berujar, “Tidak semua hal bisa dijelaskan dengan logika. Kadang-kadang yang kita perlukan hanyalah doa dan iman.” Yang membuat saya terharu, sebelum berpisah malam itu, kami berdoa bersama. Ia menangis terisak-isak. Saya pun ikut meneteskan air mata.

Faktor X

Ada begitu banyak pengalaman hidup saya yang sampai hari ini tidak bisa saya jelaskan secara logika. Semuanya itu ibarat episode-episode cerita kehidupan yang membuat saya adanya hari ini. Mengapa saya harus sakit, opname lalu berkenalan dengan seorang wanita di rumah sakit yang hari ini menjadi istri saya? Mengapa saya harus mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak bisa menjalani kerja praktek di kota lain namun pada saat bersamaan saya mendapatkan tawaran magang di sebuah majalah berita mingguan terkenal di negeri ini yang kemudian merubah arah hidup saya menjadi jurnalis selama empat tahun?

Mengapa saya harus menjadi pebisnis selular namun di tengah jalan justru menulis buku lalu tidak lama setelah itu saya mulai diundang berbicara di mana-mana? Mengapa anak pertama saya harus lahir prematur dan menjalani operasi jantung pada usia 41 hari? Mengapa saya tetap bisa tertawa dan bersukacita pada saat anak saya akan dioperasi? Mengapa istri saya dua kali harus mengalami keguguran?

Itukah sebagian kecil dari misteri kehidupan yang saya alami. Tidak semua bisa saya pahami secara utuh. Ibarat mozaik kehidupan yang akhirnya membentuk sesuatu yang indah. Ada yang mengatakan itu adalah faktor X. Sebagian lainnya, yang bisa jadi tidak mengakui otoritas Tuhan, mengatakan itu adalah hoki. Sebagian menyebutnya sebagai penyelenggaraan Ilahi atau intervensi Ilahi.

Seorang pengusaha di Bandung, beberapa tahun lalu mengalami krisis luar biasa dalam bisnisnya. Nyaris gulung tikar! Hutang-hutang ke bank tak terbayar. Sekian waktu ia bergumul dalam kesusahan itu bersama keluarganya. Doa-doanya seolah tidak terjawab. Sedang tidurkah Tuhan?

Dalam sebuah doa, ia justru mendapatkan sebuah pesan, “Dirikanlah rumah doa di kota yang telah kutunjukkan kepadamu.” Ya, saat itu ada seorang rekannya sedang berjuang untuk membangun sebuah rumah doa di kota lain. Pengusaha ini tidak habis pikir, bagaimana mungkin dalam keadaan sulit, termasuk sulit secara keuangan, ia jutsru harus menyumbangkan uang yang ada untuk membangun rumah doa, bukan membayar cicilan hutang ke bank.

Bersama sang istri, keduanya pun ikhlas memberikan dana yang ada untuk pembangunan rumah doa. Apakah keadaan justru bertambah baik? Tidak! Justru semakin buruk. Beberapa bulan berlalu hanya dengan kesedihan dan air mata.

Ajaibnya, setelah itu keadaan berbalik 180 derajat. Usahanya berkembang pesat tanpa banyak upaya luar biasa. Bisnisnya terus berkembang. Satu demi satu ekspansi mulai dilakukan. Hingga kini pun ia kesulitan untuk menjelaskan bagaimana keadaan bisa berbalik sedemikian ekstrem. Ya, sekali lagi, tidak semua bisa dijelaskan dengan kepandaian otak manusia yang hanya sekian milimeter ini.

Di bagian akhir perjumpaan ini, ijinkan saya membagikan satu hal penting yang saya dapatkan setelah melewati berbagai proses kehidupan. Ketika semua jalan hidup dan masa depan terasa begitu jelas maka ketaatan iman tidak diperlukan lagi. Intervensi Ilahi sering kali justru terjadi ketika segala sesuatu menjadi serba tidak jelas, seolah-olah tidak ada harapan lagi selain keyakinan bahwa Tuhan punya rencana indah bagi setiap manusia yang bertakwa. ***

*Writer : Paulus Winarto, Best Selling Author, Motivational Teacher and Leadership Trainer.

 

Halaman :
1

Ikuti Kami