Mendapat tuduhan dari tim Foke-Nara, bahwa kubu Jokowi – Ahok melakukan politik uang tidak lantas membuat pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Gerindra tersebut panas hati. Sebaliknya, mereka tetap tenang dan menyerahkan kasus tersebut kepada penegak hukum.
“Kami akan mengecek kebenaran informasi tersebut, dan sepenuhnya menyerahkan persoalan ini kepada pihak yang berwajib. Karena memberikan uang/menerima uang adalah hal yang dilarang dalam Pilkada DKI Jakarta,” demikian pernyataan Boy Sadikin, Ketua Tim Pemenangan Jokowi – Ahok pada Sabtu (14/7) lalu.
Ia pun menyerukan agar pendukung Jokowi-Ahok agar tidak terpancing oleh provokasi tersebut. “Karena sejarah membuktikan bahwa pada saatnya orang yang benar yang akan memperoleh kemenangan," demikian tegas Boy Sadikin.
Jokowi sendiri saat ini telah kembali ke Solo karena masih mengemban tugas sebagai Wali Kota Solo. Dalam pernyataan yang dikutip oleh JPNN.com, Jokowi menegaskan bahwa ia tidak punya uang banyak, untuk itu dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta putaran kedua nanti, ia dan timnya telah membuat strategi namun harus hemat.
Sabtu pagi (14/7) kemarin, Jokowi terlihat melakukan aktifitas rutinnya sebagai wali kota dengan mengunjungi sejumlah tempat seperti shelter pedagang kaki lima (PKL) Manahan, pembangunan Pasa Turi dan pembangunan Youth Centre Manahan serta menjenguk ibuny di kawasan Sumber, Kecamatan Banjarsari.
Kegiatan politik tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun hal itu seharusnya tidak termasuk dengan politik uang atau jual beli suara. Selain melanggar hukum, pelaku politik uang pada akhirnya hanya mengejar kepentingan pribadi dan kelompoknya, dan tidak bisa mengemban amanat untuk menyejahterakan rakyat. Mari dukung demokrasi yang sehat dan politik yang bersih untuk masa depan Jakarta bahkan Indonesia yang lebih baik.
Baca juga artikel lainnya :