Itulah sebagian kata-kata yang tertera di spanduk yang dipasang warga di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Dali Mahdali dan pasangannya Kunto Saktiaji, yang juga menjadi tokoh masyarakat di kawasan Cilincing ini, mendaulat dirinya sebagai pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dengan nomor urut 7.
Berbeda dari pasangan lainnya yang mengumbar janji manis, mereka justru menamakan dirinya sebagai pasangan calon koruptor. Mereka bahkan memiliki jargon, memasyarakatkan korupsi dan mengkorupsikan masyarakat.
Dalam spanduk besar berukuran 4x4 meter ini tertulis, “Jangan Pilih Gua!!! Gua Pasti Korupsi. Masalah Banjir dan Macet, Loe Pikir Gua Pawang Ujan dan Tukang Parkir. Rakyat Miskin Pasti Makin Sengsara. Bodo Amat Lah...!!” Spanduk tersebut dipasang di jalan Sungai Brantas Kelurahan Semper Barat, Cilincing Jakarta Utara.
Spanduk nyeleneh ini memang hadir bukan tanpa alasan. Spanduk yang merupakan hasil swadaya masyarakat ini bertujuan untuk mengingatkan kepada enam pasangan calon gubernur agar tidak menghalalkan segala cara untuk mengelabui masyarakat dalam berkampanye. Spanduk ini merupakan bentuk keterusterangan yang patut menjadi bahan perenungan dalam Pilkada mendatang.
“Kami lakukan ini di saat cagub yang lain bicara muluk. Setiap orang memang berhak menjadi gubernur. Dan ini adalah gerakan moral. Intinya kita harus jujur kepada masyarakat luas, kalau kita mau korupsi bila menjabat,” ungkap wakil pasangan nyeleneh ini, Kunto Saktiaji.
Dalam pelaksaan Pilkada yang akan digelar pada 11 Juli mendatang, pasangan ini mengaku akan tetap menjadi warga Jakarta yang baik dan memilih calon pilihan mereka. Tentu saja dari kandidat yang resmi diloloskan KPUD.
Untuk segenap warga Jakarta, pastikan Anda berperan aktif dalam pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta ini. Jakarta butuh pemimpin yang mengembangkan daerah dengan tetap berpegang pada kepentingan rakyat banyak. Suara Anda menentukan masa depan Jakarta.
Baca Juga: